Ini Untungnya Gunakan Conversational Commerce untuk Belanja Daring

Akbar Evandio
Senin, 21 Juni 2021 | 21:08 WIB
Pandemi Covid/19 berhasil mempercepat transformasi bisnis serta aktivitas jual beli dari tradisional menjadi daring atau online lewat prinsip digitalisasi. / Antara
Pandemi Covid/19 berhasil mempercepat transformasi bisnis serta aktivitas jual beli dari tradisional menjadi daring atau online lewat prinsip digitalisasi. / Antara
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kegiatan belanja daring melalui platform conversational commerce (perdagangan percakapan) diyakini mampu mendorong penjualan produk secara signifikan. 

Perdagangan percakapan adalah perdagangan elektronik yang dilakukan melalui berbagai cara percakapan dan menggunakan teknologi seperti aplikasi pesan instan, pengenalan suara, pengenalan pembicara, pemrosesan bahasa alami (chatbots), dan kecerdasan buatan.

Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga mengatakan keunggulan platform perdagangan percakapan adalah terbangunnya hubungan yang lebih intim antara pebisnis dan konsumennya.

Facebook dan Instagram misalnya, memiliki beragam fitur mulai dari postingan tulisan, foto, video, story, messenger, dan Direct Message (DM).  

“Sebenarnya strategi komunikasi ini memang penting dalam penjualan, baik daring maupun konvensional. Bahkan, kalau ditanya seberapa besar potensinya, tentu sangat besar untuk mendorong penjualan sebuah produk atau brand,” katanya,” Senin (21/6/2021).

Berdasarkan survei Trends 2.0 yang dilakukan Crowd DNA, 69 persen generasi Z ingin dapat berkomunikasi dengan lebih banyak brand melalui aplikasi pesan.

Selanjutnya, riset Facebook dan Boston Consulting Group (BCG) menemukan bahwa 91 persen masyarakat Indonesia lebih semangat berbelanja dan bahkan meningkatkan nilai transaksi melalui chat commerce.

Dia menambahkan conversational commerce pun dapat digunakan untuk menunjang kegiatan jual beli di platform lokapasar. Penjual juga dapat memberikan informasi tentang keluaran produk terbaru atau diskon melalui aplikasi pesan instan.

“Konsumen tentu membutuhkan informasi lengkap terkait produk yang akan mereka beli, hanya saja tantangannya, butuh dedicated person, bahkan tim untuk mengelola komunikasi ini, dan dengan sebagian besar merchant di marketplace adalah pelaku UMKM, maka akan sulit untuk mereka penuhi,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan interaksi dan percakapan yang intim menjadi keunggulan conversational commerce. Optimalisasi platform tersebut diyakini menjadi langkah efektif untuk membantu UMKM.

“Ini sebenarnya mirip dengan perilaku konsumen kita di pasar tradisional, senang tanya-tanya dulu bahkan nawar. Masyarakat kita itu sangat sosial, senang berinteraksi. Beda dengan masyarakat barat yang lebih dingin dan individual,” kata Bima.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper