SKKL Putus, Koneksi Internet Belum Kembali Normal di Papua

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 8 Juni 2021 | 06:07 WIB
Foto: Kondisi SKKL SMPCS yang rusak/ sumber: Telkom
Foto: Kondisi SKKL SMPCS yang rusak/ sumber: Telkom
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Koneksi internet di Papua belum kembali normal setelah sistem komunikasi kabel bawah laut (SKKL) yang dimiliki PT Telkom Indonesia Tbk. putus.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan terganggunya layanan internet tersebut disebabkan jaringan cadangan atau jaringan redundant  yang digunakan hanya 4,7Gbps dari 154Gbps yang terdampak. Artinya sistem cadangan hanya mampu melayani 3 persen dari kapasitas jaringa yang hilang. 

“Berdasarkan informasi yang kami peroleh, kapasitas backup yang tersedia seluruhnya sebesar 4,7 Gbps. Sekali lagi, yang terdampak 154Gbps, kapasitas backup seluruhnya 4,7 Gbps,” kata Johnny di Jakarta, Senin (7/6/2021). 

Johnny menjelaskan kapasitas 4,7 Gbps ditunjang dari pemanfaatan link satelit sebesar 2.662 Mbps, radio long haul Palapa Ring Timur 500 Mbps atau setengah Gbps, dan radio long haul Sarmi-Biak 1,6 Mbps atau 1,6 Gbps. 

Sebaliknya, untuk mengamankan kualitas link pada saat proses penyambungan, Telkom juga menyediakan backup link, khususnya untuk wilayah Manokwari dan Biak sebesar 40 Gbps melalui Palapa Ring Timur.

“Sehingga belum memungkinkan pemulihan menyeluruh layanan telekomunikasi di wilayah 4 titik tersebut tekanannya di dasar laut,” jelas kata Johnny. 

Sekadar informasi, akibat sistem komunikasi kabel bawah laut (SKKL) ruas Biak-Jayapura putus, kota Jayapura, Abepura, Sentani dan Sarmi terimbas. Layanan internet di sana tersendat sejak Mei 2021. 

Untuk menanggulangi dan mengatasi gangguan telekomunikasi di kawasan tersebut, kata Johnny, dibutuhkan peralatan khusus  yaitu penggelaran kabel melalui kapal. Proses ini memakan waktu karena Indonesia hanya memiliki 4 kapal yang memungkinkan melakukan penggelaran kabel bawah laut. 

Dua diantaranya tidak berfungsi, satu sedang melakukan overhaul dan maintenance, dan hanya tersisa satu kapal, dan saat ini satu kapal yang digunakan oleh PT Telkom Indonesia. Tbk.  untuk menggelar, mengangkat kabel yang terputus

“Saya berharap Telkom dapat menyelesaikan persoalan tersebut paling lambat dalam kurun waktu satu minggu ke depan,” kata Johnny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper