Pengembangan 5G Jadi Tantangan bagi Dirut Baru Telkomsel

Leo Dwi Jatmiko
Sabtu, 29 Mei 2021 | 17:11 WIB
Seorang wanita mengoperasikan ponselnya di dekat logo teknologi 5G./REUTERS-Sergio Perez
Seorang wanita mengoperasikan ponselnya di dekat logo teknologi 5G./REUTERS-Sergio Perez
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembangan generasi kelima (5G) akan menjadi salah indikator penentu keberhasilan Hendri Mulya Syam menjabat sebagai Direktur Utama Telkomsel.

Diangkat saat jaringan 5G baru lahir, Hendri harus mampu mengembangkan teknologi tahap awal itu di zaman yang serba kurang ideal.

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura mengatakan implementasi 5G menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh Hendri ke depannya.

Meski berhasil tampil sebagai pionir 5G, kata Tesar, Telkomsel harus berupaya keras untuk mengembangkan 5G dalam kondisi yang serba kurang ideal.

Dari sisi spektrum, jumlah frekuensi belum tersedia dan hanya sepertiga atau paling besar 50MHz setelah re-farming untuk 5G. Dari sisi perangkat, masih banyak gawai yang tidak mendukung 5G di pita 2,3 GHz. Terakhir, 5G juga dinilai belum memiliki contoh kasus yang mendesak untuk pengimplementasiannya saat ini.

“Ini [5G]  masalah dan yang dirugikan Telkomsel sendiri sebagai korporasi. Ketika dipaksa ke 5G padahal pasar belum siap menerima, akibatnya ada kemungkinan orang sulit beralih ke 5G apalagi jika harganya nanti lebih mahal,” kata Tesar, Sabtu (29/5/2021).

Tesar menjelaskan Dirut baru Telkomsel harus dapat berhitung dengan cermat dalam kondisi serba kurang ideal tersebut. Tujuannya agar belanja modal yang digelontorkan tidak sia-sia.

Adapun jika Hendri berhasil dalam melewati masa tahap awal ini, dan sukses dalam menggelar 5G, maka akan menjadi modal kuat baginya untuk melanjutkan kepemimpinan di Telkomsel.

Dua Direktur Utama Telkomsel sebelum Hendri, yaitu Setyanto Hantoro dan Emma Sri Martini hanya mampu bertahan masing-masing 16 bulan dan 7 bulan.  

“Tidak boleh salah perhitungan. Jangan sampai belanja modal dan operasional yang dikeluarkan tidak berbalik sebagai pendapatan. Itu yang ditakutkan. Hendri masuk di era awal 5G. Ini tidak mudah," kata Tesar.

Sekadar informasi pada Kamis (27/5), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) untuk kali pertama membuka jaringan 5G di Telkomsel Smart Office, Jakarta.

Untuk mengetahui kecepatan jaringan 5G Telkomsel, Bisnis mencoba mengukur kecepatan jaringan generasi kelima tersebut dengan menggunakan gawai Oppo Reno5 5G. Aplikasi yang digunakan untuk mengukur kecepatan ini ada dua yaitu, Speedtest by Ookla dan Opensignal.

Hasilnya, di aplikasi Speedtest, untuk kecepaan unduh 5G Telkomsel mencapai 122 Mbps. Sementara itu, untuk kecepatan unggah mencapai 46Mbps. Ping 19milidetik dan Jitter 6milidetik.

Sementara itu jika menggunakan aplikasi Opensignal, kecepatan unduh 24,9Mbps dan unggah sebesar 30,2Mbps, dengan latensi -1 milidetik. 

Telkomsel sendiri menggelar 5G tahap awal ini dengan menggunakan pita frekuensi 2,3GHz. Spektrum frekuensi yang dipakai pada tahap awal ini yaitu sebesar 30MHz atau sepertiga dari spektrum frekuensi yang digunakan seharusnya untuk 5G yaitu sebesar 100Mhz.    

Selain membuka jaringan, Telkomsel juga mengeluarkan paket paket data 5G Early Bird. Dengan hanya membayar Rp26.000, para pelanggan Telkomsel dapat menikmati kuota internet 5G sebesar 126GB. Promo berlaku hingga 26 Juli 2021. Setelah itu kemungkinan harga kembali normal menjadi Rp260.000

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper