Gojek dan Tokopedia Merger, Kemenkop: Layanan UMKM Bakal Lebih Efisien

Puput Ady Sukarno
Kamis, 20 Mei 2021 | 07:49 WIB
Gojek dan Tokopedia merger menjadi Grup GoTo / Tech Crunch.
Gojek dan Tokopedia merger menjadi Grup GoTo / Tech Crunch.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kolaborasi bisnis yang dilakukan oleh dua startup raksasa, Gojek dan Tokopedia, melalui pembentukan GoTo baru-baru ini diharapkan mampu menciptakan integrasi layanan yang semakin efisien dan mempercepat penguatan bisnis di sektor UMKM.

Hal itu seperti dikatakan Hanung Harimba Rachman, Deputi bidang Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Koperasi dan UKM. Menurutnya, sektor UMKM membutuhkan daya dukung yang kuat untuk dapat membuatnya naik kelas.

“Konsolidasi GoTo ini diharapkan dapat menciptakan efisiensi dalam penyediaan layanan kepada UMKM. Seiring dengan terintegrasinya sistem kedua perusahaan tersebut, layanan yang tersedia tentunya akan terintegrasikan juga, sehingga baik logistik, e-commerce dan payment berada dalam satu ekosistem yang sama,” ujarnya, Rabu (19/5/2021).

Hanung melihat bahwa kombinasi bisnis yang terbentuk dalam GoTo Group merupakan tuntutan pasar dan tantangan persaingan yang bakal semakin ketat. Namun, langkah tersebut dinilai justru bakal menguntungkan pelaku usaha kecil karena proses digitalisasi menjadi semakin cepat sehingga perluasan pasar bagi pelaku usaha UMKM lebih mudah dilakukan.

“Konsolidasi ini memungkinkan ada sharing data di dalam grup tersebut dan ini dapat memudahkan mereka jika mau membuat profiling UMKM dan membuat rating. Dengan data yang tersedia itu, mereka dapat memanfaatkannya untuk membantu UMKM meningkatkan kapasitas usahanya seiring meluasnya potensi pasar,” terang dia.

Sebelumnya Cofounder UKM Indonesia Dewi Meisari Haryanti juga menyampaikan harapan agar kehadiran GoTo memudahkan UMKM untuk berkembang dalam banyak aspek. Terutama optimalisasi teknologi sehingga proses bisnis UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas dapat dilakukan.

Itu sebabnya Dewi juga meminta GoTo untuk aktif melakukan edukasi dan pendampingan kepada UMKM terkait pemahaman teknologi dan digitalisasi ini.

“Dengan cakupan fitur yang lebih lengkap, maka teknologi gabungan keduanya dapat menjadi teknologi yang lebih inklusif. Semoga ke depannya, lebih banyak UMKM produsen yang bisa menjadi seller di marketplace GoTo yang punya eksposur besar itu, dan bukan hanya pedagang saja,” ujar Dewi.

GoTo Group memiliki tiga pilar bisnis utama yaitu layanan on-demand, e-commerce, dan jasa keuangan/finansial. Saat ini untuk jasa layanan on-demand Gojek memiliki GoCar, GoRide, GoSend, GoBlueBird, GoBox dengan total mitra Gojek mencapai 2 juta.

Dari bisnis e-commerce, Tokopedia merupakan marketplace terbesar dengan berbagai layanan seperti Mitra Tokopedia (O2O), TokoCabang (warehouse). Terdapat lebih dari 11 juta mitra usaha Tokopedia sampai 2020.

Sementara pilar ketiga yaitu jasa finansial, GoTo akan didukung oleh layanan GoPay, PayLater, MOKA, Midtrans dan kerja sama dengan lebih dari 20 bank dan institusi keuangan. Ada lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan yang tercatat dalam ekosistem GoTo.

CEO GoTo Andre Soelistyo mengatakan kombinasi bisnis antara Gojek dan Tokopedia merupakan fase lanjutan bagi pertumbuhan keduanya.

Menurutnya dengan mengombinasikan layanan e-commerce, pengiriman barang dan makanan, transportasi serta keuangan, Grup GoTo diyakini akan menciptakan platform konsumen digital terbesar di Indonesia. Pasalnya, GoTo akan melayani sebagian besar kebutuhan konsumsi rumah tangga.

GoTo mengombinasikan transaksi platform Gojek yang memiliki volume dan frekuensi yang tinggi, dengan platform e-commerce Tokopedia yang memiliki frekuensi medium, namun dengan nilai transaksi tinggi.

GoTo sendiri berencana akan semakin meningkatkan layanan pembayaran dan keuangannya untuk dapat menjangkau sekitar 140 juta masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam mengakses sistem keuangan di Indonesia (underserved segments).

Bermodalkan jaringan mitra usaha serta mitra driver, Grup GoTo memiliki total Gross Transaction Value (GTV) lebih dari US$22 miliar pada 2020. Tidak hanya itu, secara grup, total transaksi itu telah mencapai 1,8 miliar pada tahun lalu.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper