Bisnis.com, JAKARTA – GoTo, entitas hasil merger Gojek dan Tokopedia, yang diklaim bisa berkontribusi lebih dari 2 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia bisa terjadi dengan syarat adanya pengembangan industri hulu.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani optimis bahwa GoTo mampu mencapai kontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 5 persen pada 2022.
“Jika mereka membantu para produsen Indonesia agar bisa menggunakan platform yang dikembangkan GoTo dan membantu produk-produk hulu atau upstream, tentu lebih baik. Masih banyak produsen yang belum memiliki fasilitas produksi baik quality assurance dan skalabilitas, proses infrastruktur, dan lainnya. Ketika ekosistem hulu terbantu, maka akan memperkaya ekosistem dagang-el mereka,” kata Edward, Senin (17/5/2021).
Dia menuturkan masih besarnya potensi dari kota Tier 2 dan Tier 3 yang dapat dikembangkan oleh GoTo ke depan agar menguatkan taring ekonomi digital di Indonesia.
Edward berharap agar langkah GoTo tidak hanya berhenti pada aksi merger. Sebab, terdapat potensi lain yang dapat dilakukan, salah satunya langkah akuisisi perusahaan.
“Bahkan, dengan adanya Liquidity perkembangan GoTo akan menarik selain menjadi superapps yang makin lengkap dari sisi ekosistemnya. Ada juga potensi aksi akuisisi startup-startup lainnya agar layanan mereka lebih lengkap ke depannya,” tutur Edward.
Gojek dan Tokopedia resmi mengumumkan pembentukan GoTo dengan harapan dapat berkontribusi 2 persen terhadap PDB Indonesia.
Sekadar catatan, dalam kesepakatan merger tersebut Andre Soelistyo dari Gojek akan memimpin GoTo sebagai CEO Group, dengan Patrick Cao dari Tokopedia sebagai Presiden GoTo. Adapun, Kevin Aluwi akan tetap menjabat sebagai CEO Gojek dan William Tanuwijaya akan tetap menjadi CEO Tokopedia.