5 Akibat Jika Anda Setujui Kebijakan Privasi Baru WhatsApp

Mutiara Nabila
Minggu, 16 Mei 2021 | 19:33 WIB
Logo WhatsApp / whatsapp.com
Logo WhatsApp / whatsapp.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – WhatsApp secara resmi menerapkan kebijakan privasi barunya mulai kemarin, Sabtu (15/5/2021). Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) mengungkap kerugian pengguna kalau sampai “setuju” dengan kebijakan privasi Whatsapp yang baru.

SAFEnet mengungkapkan, pada saat pembelian WhatsApp pada 2014, aplikasi ini tidak mengumpulkan nomor telepon, metadata, atau informasi kontak lainnya. CEO Facebook Mark Zuckerberg juga berjanji akan tetap seperti itu.

“Kami sama sekali tidak akan mengubah rencana seputar WhatsApp dan caranya menggunakan data pengguna. WhatsApp akan beroperasi sepenuhnya secara otonom,” ucap Zuckerberg mengutip keterangan tertulis SAFEnet, Sabtu (15/5/2021).

Namun sejak 2016, WhatsApp menerapkan pembaruan pada syarat dan ketentuannya yang memungkinkan data seperti nomor telepon pengguna dibagikan kepada Facebook.

Sebagai bagian dari Perusahaan Facebook, WhatsApp menerima informasi dari, dan berbagi informasi dengan Perusahaan Facebook, termasuk untuk menyediakan integrasi yang memungkinkan pengguna menghubungkan pengalaman Whatsapp dengan Produk Perusahaan Facebook lainnya. 

Produk Facebook lainnya mencakup Facebook (meliputi aplikasi seluler Facebook dan browser dalam aplikasi), Messenger, Instagram (meliputi aplikasi seperti Boomerang), perangkat bermerek portal, Produk Oculus (saat menggunakan akun Facebook), Facebook Shops, Spark AR, Audience Network, aplikasi NPE Team, dan fitur, aplikasi, teknologi, perangkat lunak, produk, atau layanan lainnya yang ditawarkan oleh Facebook Inc. atau Facebook Ireland Limited. Produk Facebook juga mencakup Fitur Facebook Business.

“Dengan penjelasan di atas, maka pengguna WhatsApp perlu mengetahui bahwa data mereka dibagikan dengan cukup banyak aplikasi lain yang selama ini skor perlindungan privasinya terkenal paling buruk, seperti Instagram,” tulis SAFEnet.

Meskipun data yang dikumpulkan bukan isi percakapan, karena dilindungi dengan enkripsi, WhatsApp mengumpulkan mulai dari informasi yang diberikan pengguna kepada WhatsApp secara langsung – seperti nomor telepon di buku kontak Anda, detail pembayaran, dan informasi akun pengguna.

Selain itu, di belakang layar, WhatsApp juga mengumpulkan data lokasi, jenis perangkat yang digunakan, sistem operasi, tingkat baterai, sinyal telepon, versi aplikasi apa yang digunakan, informasi browser, jaringan seluler atau ISP yang digunakan, bahasa, zona waktu, alamat IP, dan pengenal.

Data Pribadi 

Adapun, pengguna bisa melakukan cek terkait dengan data apa saja yang dikumpulkan WhatsApp dengan cara berikut: WhatsApp Settings > Account > Request Account Info > Request report.

Dengan data-data yang dikumpulkan, WhatsApp bisa melakukan hal berikut ini. Pertama, untuk mengetahui minat dan gaya hidup pengguna untuk mengejar pengguna dengan iklan. WhatsApp dapat membangun profil pengguna agar dapat mempermainkan sentimen dan keputusan pengguna.

“Jika Anda telah memperhatikan bagaimana iklan di Facebook atau Instagram tampil sesuai dengan minat anda saat ini dengan relevansi yang sangat tinggi, mekanisme semacam inilah yang bekerja,” tulis SAFEnet.

Kedua, untuk membentuk pandangan politik Anda. Jika data pengguna Facebook diambil untuk membangun profil psikologis dan mengeksploitasi bias politik mereka dengan iklan Facebook, hal yang sama bisa terjadi lagi.

Ketiga, mengubah keadaan emosi pengguna. Suasana hati dan emosi pengguna bisa dipermainkan dengan pancingan informasi. Eksperimen ini pernah dilakukan Facebook di Januari 2012 pada 689.003 pengguna selama satu minggu.

Keempat, WhatsApp dapat menentukan keberadaan dan tempat yang sering dikunjungi pengguna untuk mencapai akurasi periklanan yang lebih tinggi. Pengguna akan ditarget dengan penempatan iklan berdasarkan geolokasi untuk membantu mitra Facebook untuk menyergap calon pelanggan secara lebih efektif.

Kelima, pengguna bisa kehilangan data karena pelanggaran keamanan lain.

“Kebocoran data pengguna skala besar sering terjadi di produk perusahaan Facebook, jangan membahayakan kehidupan digital Anda dan orang-orang yang Anda kasihi,” imbuh SAFEnet.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper