Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Awas, Data Vaksinasi Covid-19 Bisa Jadi Sasaran Serangan Siber

Salah satu cara untuk mendapatkan akses ke data pribadi publik dalam melancarkan serangan siber adalah melalui survei vaksinasi palsu.
Akbar Evandio
Akbar Evandio - Bisnis.com 14 Mei 2021  |  19:39 WIB
Awas, Data Vaksinasi Covid-19 Bisa Jadi Sasaran Serangan Siber
Ilustrasi / youtube

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan keamanan siber, Kaspersky memprediksi serangan siber pada tahun ini akan berfokus pada data masyarakat terhadap proses vaksinasi Covid-19.

Pakar keamanan di Kaspersky, Tatyana Shcherbakova mengatakan bahwa serangan siber dilakukan dengan menyebarkan undangan dan pengisian data untuk mengikuti vaksinasi. Praktik berupa phishing disebut telah didistribusikan ke seluruh dunia.

“Selain email spam, penerima juga diundang untuk mendapatkan vaksin Covid-19, berpartisipasi dalam mengikuti survei, atau mendiagnosis Covid-19. Penerima diundang untuk divaksinasi, setelah terlebih dahulu mengkonfirmasi kemauan mereka untuk divaksinasi dengan mengikuti tautan,” katanya lewat rilisnya, Jumat (14/5/2021)

Dia melanjutkan, untuk membuat janji vaksinasi, pengguna harus mengisi formulir dengan data pribadinya, termasuk detail kartu bank. Akibatnya, mereka menyerahkan data pribadi dan finansial mereka kepada para penipu daring.

Tidak hanya itu, cara lain untuk mendapatkan akses ke data pribadi pengguna adalah melalui survei vaksinasi palsu. Para penipu daring mengirim email atas nama perusahaan farmasi besar yang memproduksi vaksin Covid-19, mengundang penerima untuk mengikuti survei singkat.

“Pada tahun ini, kami masih melihat kelanjutan dari tren 2020. Para pelaku kejahatan siber masih secara aktif memanfaatkan tema Covid-19 untuk memikat calon korban. Saat program vaksinasi virus Corona telah diluncurkan, pelaku spam telah mengadopsi proses tersebut sebagai umpan. Penting untuk diingat bahwa meskipun penawaran semacam itu mungkin terlihat menguntungkan, kemungkinan kesepakatan yang berhasil adalah nol,” ujarnya.

Chief Product Officer Halodoc Alfonsius Timboel mengatakan perusahaan memiliki strategi untuk menjaga keamanan data pengguna di platform mereka. Bahkan, mereka terus meningkatkan keamanan data server perusahaan secara berkala.

“Seluruh infrastruktur yang kami gunakan selalu menggunakan security patch terbaru yang biasa dikenal dengan CVE advisory. Kami juga mendedikasikan tim keamanan yang dengan sigap memonitor dan mengambil tindakan jika terdapat anomali,” ujarnya.

Dia melanjutkan, perusahaan juga menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi pola-pola tidak lazim pada sistem keamanan mereka.

“Terakhir, kami juga bekerja dengan pihak ketiga untuk secara berkala melakukan evaluasi atas sistem keamanan kami,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

phising serangan siber Vaksin Covid-19
Editor : Yustinus Andri DP

Terpopuler

back to top To top