Perusahaan Modal Ventura Makin Agresif Cari Startup

Aziz Rahardyan
Kamis, 13 Mei 2021 | 00:08 WIB
Ilustrasi/investama.co.id
Ilustrasi/investama.co.id
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja industri modal ventura sepanjang kuartal I/2021 menujukkan ekspansi pembiayaan yang makin besar ke perusahaan pasangan usaha (PPU), baik berupa UMKM maupun perusahaan rintisan (startup).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah aset 61 perusahaan yang berlisensi modal ventura naik dari Rp19,47 triliun pada tutup buku periode 2020 menjadi Rp21,71 triliun pada Maret 2021.

Kendati dari sisi kondisi keuangan para pemain industri modal ventura mengalami penurunan akumulasi laba sebelum pajak dari Rp442 miliar ke Rp74 miliar, industri berhasil meningkatkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menjadi 96,61 persen.

Hal ini terdorong ekspansi ke pembiayaan yang semakin besar, tampak dari peningkatan nilai penyaluran empat kegiatan pembiayaan yang diperbolehkan otoritas.

Pertama, penyertaan saham naik dari Rp2,9 triliun kepada 153 PPU pada akhir 2020 menjadi Rp4,75 triliun kepada 168 PPU pada Maret 2021.

Kedua, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, naik dari Rp656 miliar kepada 157 PPU pada akhir 2020 menjadi Rp683 miliar kepada 179 PPU pada Maret 2021.

Ketiga, pembiayaan melalui surat utang yang diterbitkan PPU di tahap rintisan atau pengembangan dari sebelumnya nihil menjadi Rp4 miliar kepada 4 PPU pada Maret 2021.

Terakhir, pembiayaan usaha produktif selaku kegiatan paling dominan, menyumbang kenaikan dari Rp9,88 triliun kepada 1,91 juta PPU pada akhir 2020 menjadi Rp10,38 triliun kepada 1,96 juta PPU pada Maret 2021.

Sekadar informasi, perbedaan pembiayaan modal ventura dibandingkan perusahaan pembiayaan biasa, yaitu setiap perusahaan tidak boleh hanya menyalurkan kredit modal kerja secara penuh. Setiap MV harus menyalurkan minimum 15 persen portofolionya dalam kegiatan pembelian saham para PPU atau equity participation.

Menurut Bendahara Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amsevindo) Edward Ismawan Chamdani, lonjakan penyertaan atau pembiayaan MV pada tahun ini ditopang oleh tren mulai menggeliatnya investasi tahap awal ke perusahaan rintisan atau startup lokal asli Indonesia.

"Sekarang ini tren pendanaan startup sedang bergerak ke perusahaan startup yang mendapatkan dampak positif dari transformasi digital, seperti edutech, healtech, dan e-commerce, termasuk layanan food-delivery. Terutama, yang dari lokal, asli buatan anak bangsa," ujarnya kepada Bisnis.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Aziz Rahardyan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper