Bisnis.com, JAKARTA - Investasi yang digelontorkan perusahaan asing ke perusahaan teknologi lokal tetap mengalir di tengah badai masalah yang menerpa startup dalam negeri.
Kasus penipuan yang dilakukan oleh Investree hingga dugaan kasus fraud di eFishery tak menyulutkan minat investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Investor asing melihat startup Indonesia masih memiliki prospek cerah seiring dengan pertumbuhan penetrasi internet di Tanah Air dan adopsi digital yang terus meningkat.
Laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 79,5% dari total populasi 278 juta jiwa penduduk Indonesia pada 2023. Angka penetrasi naik 1,4% secara tahunan.
Adapun jika ditarik lebih jauh, penetrasi Internet Indonesia meningkat cukup signifikan. Pada 2018, penetrasi internet Indonesia mencapai 64,8%. Kemudian secara berurutan, 73,7% (2020), 77,01% (2022), dan 78,19% (2023).
Berikut daftar startup yang mendapat pendanaan pada 2024:
Modalku
Grup Modalku, platform pendanaan digital untuk UKM, mengamankan investasi ekuitas senilai Rp398 miliar (kurs: Rp15.959) dari Cool Japan Fund (CJF), pengelola dana kekayaan negara Jepang. Menandai investasi pertama CJF pada perusahaan fintech di Asia Tenggara.
Grup Modalku akan memanfaatkan investasi ini untuk memperkuat bisnis utama pembiayaan UKM di lima pasar operasinya (Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam). Setelah satu dekade melayani UKM dalam mengoptimalkan potensi bisnis mereka, perusahaan akan fokus membantu bisnis mendapatkan pembayaran lebih cepat melalui solusi pendanaan yang inovatif.
Co-founder and Group CEO of Funding Societies Modalku Kelvin Teo mengatakan kepercayaan yang diberikan CJF akan membantu perusahaan memperkuat bisnis internasional dalam beberapa tahun ke depan.
“Banyak bisnis yang kami layani di Asia Tenggara merupakan perusahaan Jepang, pemasok, dan/atau pelanggan mereka. Bersama CJF, kami berencana untuk memperkuat hubungan ini lebih lanjut,” kata Kelvin dikutip Jumat (21/12/2024).
Gapai
Gapai, startup yang berfokus dalam pencarian pekerjaan, mengantongi pendanaan tahap awal Rp16 miliar pada Juni 2024, yang dipimpin oleh Wavemaker Partner, dengan partisipasi Antler.
Pendanaan tersebut digunakan untuk mendukung operasional Gapai, yang berupaya membangun jaringan talenta siap kerja yang dapat memenuhi permintaan pasar internasional.
Pintar
Startup edukasi teknologi (edtech) Pintar mendapatkan pendanaan pra seri A senilai US$3 juta atau Rp47 miliar yang dipimpin oleh Havez Capital pada Maret 2023. Pendanaan diberikan di tengah badai PHK dan startup tutup di sektor edtech.
CEO Pintar Ray Pulungan mengatakan pendanaan ini akan digunakan dalam misi perusahaan untuk meningkatkan keterampilan, kredibilitas, dan memperluas jangkuan hingga dapat membantu 110 juta pekerja Indonesia.
Selain itu, dengan pendanaan ini, Ray mengatakan Pintar juga berambisi untuk membuat SDM Indonesia berdaya saing, sehingga bisa membebaskan Indonesia dari middle income trap.
“Pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mengeluarkan Indonesia dari middle-income trap dimana usaha ini tidak dapat dilakukan tanpa upaya terpadu dan terkoordinasi antara perusahaan dan pemerintah,” ujar Ray, dikutip Senin (18/3/2024).
Hukum Online
Pada Februari 2024, Hukumonline memperoleh pendanaan Seri B dari Media Development Investment Fund (MDIF) untuk mendukung pengembangan berbagai produk dan layanannya di bidang hukum.
Didirikan pada tahun 2000 oleh beberapa praktisi hukum dan pengacara terkemuka di Tanah Air, Hukumonline telah menjadi referensi utama untuk hukum dan regulasi di Indonesia, menawarkan solusi menyeluruh bagi praktisi hukum di dalam negeri.
Saat ini Hukumonline memiliki ribuan klien yang terdiri dari perusahaan, kantor hukum ternama, lembaga pemerintahan serta perguruan tinggi.