Suntik Dana Rp4,3 Triliun ke Gojek, Telkomsel Dinilai Tak Masuk Akal

Akbar Evandio
Senin, 10 Mei 2021 | 15:50 WIB
Kolaborasi antara Telkomsel dengan Gojek. /Istimewa
Kolaborasi antara Telkomsel dengan Gojek. /Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Suntikan dana lanjutan dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) dinilai sebagai langkah yang kurang tepat.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan bahwa Gojek telah mengantongi banyak investasi sehingga dengan total nilai US$450 juta yang diberikan Telkomsel tidak akan memberi andil yang signifikan bagi operator telekomunikasi tersebut.

“Saya melihat dari berbagai analisis, investasi ke Gojek kurang tepat. Namun, mungkin ada kekuatan besar yang memaksa Telkomsel investasi ke Gojek. Biasanya, investasi baru dilakukan setelah investasi sebelumnya berbuah hasil, tetapi [investasi] yang lama belum berbuah sudah gelontorkan yang baru,” ujar Heru, Senin (10/5/2021).

Sekadar catatan, perusahaan operator selular, Telkomsel memperkuat langkah sinerginya bersama Gojek melalui keputusan investasi lanjutan perusahaan terhadap raksasa ride-hailing tersebut senilai US$300 juta (sekitar Rp4,3 triliun).

Adapun, pada November 2020, Telkomsel telah menyuntikan dana sebesar US$150 juta (sekitar Rp 2,1 triliun) ke Gojek sehingga total dana yang diinvestasikan Telkomsel ke Gojek kini mencapai US$450 juta atau sekitar Rp6,4 triliun.

Namun, Heru menilai sejak suntikan dana yang pertama pada November 2020 belum ada perkembangan yang signifikan dari kedua perusahaan sehingga kembali menyuntikan dana menurutnya adalah langkah nekat dan tidak masuk akal.

“Saya bisa katakan langkah ini memang tidak masuk akal. Padahal Telkomsel dikenal sebagai perusahaan yang hemat terbukti untuk dapat frekuensi tambahan tidak pernah ada rencana konsolidasi dengan operator lain. Investasi ini harus memberikan kejelasan dan ada percepatan realisasi kerja sama yang benar menguntungkan, utamanya bagi Telkomsel,” katanya.

Tidak hanya itu, menurutnya, saham Telkomsel juga berpeluang terdilusi seandainya aksi korporasi Gojek dan Tokopedia resmi terealisasikan. Sebab, aksi tersebut dapat mendorong suntikan dana baru dari investor lain dengan nominal yang lebih besar.

“Ini memang serba membingungkan. Karena tidak tepat saya katakan investasi Telkomsel ke Gojek. Kalau Gojek dan Tokopedia bergabung, persentase nilai investasi [Telkomsel] jadi makin kecil saja seolah terdilusi,” ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, Bisnis masih menunggu respons Telkomsel. 

Adapun sebelumnya Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan investasi lanjutan dari perseroan akan membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk melihat dan menikmati lebih banyak inovasi berbasis teknologi.

“Aksi korporasi ini merupakan bagian dari strategi Telkomsel dalam memperkuat trifecta bisnis digital perusahaan, yaitu Digital Connectivity, Digital Platform, dan Digital Services,” ujarnya lewat rilisnya, Senin (10/5/2021).

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper