Bisnis.com, JAKARTA – Program inkubasi dan akselerator perusahaan rintisan (startup) dinilai menjadi langkah tepat untuk mencetak startup baru dan menstimulasi hadir unikorn selanjutnya.
Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (Atsindo) Handito Joewono mengatakan program inkubasi dapat membantu proses startup ketika masih dalam tahap awal atau belum mendapatkan pendanaan dari pihak luar.
Sekedar catatan, program inkubasi biasanya memberikan bantuan berupa mentoring, arahan, co-working space, dan terkadang juga memberikan pendanaan agar startup dapat berkembang dengan lebih cepat.
“Inkubasi banyak dipakai juga oleh perguruan tinggi, inkubator swasta. Jadi, bisa mempermudah tercetaknya startup baru, asalkan dikelola dengan mengedepankan kepraktisan pelaksanaannya,” kata Handito, Selasa (4/5/2021).
Handito pun melanjutkan peran inkubator tentunya mampu memberikan kontribusi signifikan untuk pertumbuhan startup ke depan. Sebab, perusahaan biasanya akan mendapatkan validasi ide dan bantuan infrastruktur yang menjadi modal penting untuk bersaing dengan pemain lama.
“Untuk saat ini inkubator memang baru berkontribusi kecil pada pertumbuhan startup. Tidak lebih dari 10 persen. Namun, ke depan saya optimis lebih baik, inkubator harus dibuat bisa kontribusi lebih dari 50 persen. Masih perjalanan panjang dan jauh yang harus diakselerasi serta dikawal,” ujarnya.
Dia melanjutkan, meskipun baru berkontribusi 10 persen terhadap pertumbuhan startup baru ke depan, tetapi tantangan untuk bisa menggenjot persentase tersebut adalah dengan membuat calon startup benar-benar memulai bisnisnya dan mampu mengembangkannya.
“Istilahnya harus bisa membuat startup push the pedal untuk memulai bisnisnya,” kata Handito.
Untuk diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) kembali menyelenggarakan program inkubasi Startup Studio Indonesia Batch 2 yang akan berlangsung mulai Mei—Juli 2021.
Sekadar catatan, telah diluncurkan sejak September 2020, Startup Studio Indonesia merupakan program inkubasi intensif yang berfokus pada pemberdayaan early-stage startup untuk membangun pondasi industri startup baru di Tanah Air.
Sebelumnya, Kemenkominfo melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020—2024 menargetkan hadirnya tiga perusahaan rintisan (startup) dengan valuasi lebih dari US$1 miliar atau yang biasa disebut unikorn pada 2024.
Rencana tersebut menjelaskan bahwa pada tahun ini diharapkan jumlah startup digital aktif yang terbentuk berjumlah 35 startup. Adapun, untuk jumlah startup pada 2022, 2023, dan 2024 masing-masing target yang diharapkan berjumlah 70, 110, dan 150.
Sementara itu, jumlah unikorn diharapkan bertambah sebanyak 1 entitas pada 2022 dan secara kumulatif beranjak menjadi 3 perusahaan pada 2024.