Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Cloud Computing Indonesia menilai pemilihan Batam sebagai tempat prioritas pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) cukup menguntungkan karena berdekatan dengan jaringan internet internasional yang berpusat di Singapura.
Ketua Umum Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI) Alex Budiyanto mengatakan dekatnya lokasi pusat data dan jaringan internasional akan membuat pergelaran jaringan makin hemat.
Indonesia tidak perlu menarik kabel hingga puluhan ribuan kilometer untuk menghubungkan pusat data dengan hub jaringan internasional yang saat ini berpusat di Singapura.
Di samping itu, sambungnya, semakin pendek kabel internet yang ditarik maka risiko kabel putus yang akan ditanggung semakin kecil.
"Semakin panjang kabel ditarik maka potensi putusnya makin besar," kata Alex, Minggu (25/4/2021).
Sekadar informasi, seandainya pusat data nasional dibangun di Jakarta maka untuk menghubungkan dengan Singapura perlu digelar serat optik dengan panjang sekitar 900km-1.500km, tergantung rute yang digunakan. Pemerintah bisa membangun dari awal atau bekerjasama dengan perusahaan penyedia kabel serat optik bawah laut.
Adapun jika dibangun di Batam, jaraknya tidak sampai 100 km untuk ke Singapura. Dari sisi ketersediaan sumber daya seperti listrik, kata Alex, Batam cukup mumpuni. Dia juga meyakini pemerintah akan menghadirkan sumber daya cadangan agar pusat data dapat hidup sepanjang tahun.
"Menurut saya untuk listrik sudah ada dari PLN dan mungkin nanti akan ada cadangan juga," kata Alex.
Alex mengungkapkan dari 4 lokasi yang akan menjadi kandidat tempat pusat data nasional, yakni wilayah Bekasi, Batam dan Ibu Kota Negara baru termasuk dalam kategori wilayah yang aman dari bencana alam.
Satu lokasi lainnya yaitu Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang rentan terjadi bencana alam seperti gempa, tanah longsor, banjir dan lain sebagainya.
Sebelumnya Menteri Komuniksasi dan Informatika Johnny G. Plate menyampaikan pemerintah berencana membangun pusat data di Batam. Pembangunan di mulai pada 2022 dan ditargetkan rampung pada 2025.
Batam dipilih karena memiliki infrastruktur pendukung seperti pasokan serat optik, listrik dan air. Pemerintah juga mempertimbangkan aspek geostrategis.
Rencananya PDN akan dilengkap oleh prosesor dengan 42.000 cors dan kapasitas penyimpanan sekitar 72 petabyte.