Investasi ke Gojek, Telkomsel Diminta Cermat dan Teliti

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 20 April 2021 | 00:06 WIB
Petugas Telkomsel meninjau peningkatan kapasitas jaringan di salah satu BTS di Sumatra Bagian Selatan. istimewa
Petugas Telkomsel meninjau peningkatan kapasitas jaringan di salah satu BTS di Sumatra Bagian Selatan. istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) perlu mempertimbangkan dengan teliti dan cermat opsi investasi kembali di Gojek, agar dana yang digelontorkan berbuah manis.

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura mengatakan sebelum berinvestasi ke Gojek, Telkomsel harus dapat mencermati dan berhitung mengenai valuasi Gojek ke depan.

Dia menduga bisnis jasa transportasi daring atau ride hailing dalam 5 tahun ke depan, tidak secerah saat ini. Persaingan antara Gojek dan Grab yang ketat, bakal makin ketat seiring dengan kehadiran AirAsia. Perusahaan yang bergerak di bidang maskapai penerbangan itu dikabarkan akan masuk ke bisnis ride hailing.

Di samping itu, sambungnya, saat ini Gojek sudah waktunya mengarah pada bisnis yang menguntungkan sehingga tidak bisa lagi bakar uang atau memberi diskon kepada pelanggan.

Risikonya, mereka akan ditinggal oleh pengguna, di mana para pengguna akan kembali ke transportasi umum yang lebih murah atau berpindah ke pemain ride hailing baru yang masih tebar diskon.

“Ketika diharuskan untuk untung perusahaan pasti menaikkan harga layanan, efisiensi dan menjual saham,” kata Tesar kepada Bisnis.com, Senin (19/4/2021).

Tesar juga mengatakan valuasi perusahaan rintisan yang terjadi saat ini, belum tentu seperti valuasi di atas kertas, yang digambarkan ciamik.

Beberapa hal yang belum terjadi di perusahaan rintisan atau unikorn, kerap sudah dianggap sebagai sebuah nilai sebuah perusahaan.

“Jadi ketika Telkomsel investasikan US$300 juta, dianggap tidak apa-apa karena valuasi Gojek mencapai US$10 miliar. Padahal itu bubble dan bisa kapan saja pecah, tahun ini, tahun depan atau beberapa tahun lagi,” kata Tesar.

Tesar pun berpendapat saat ini transaksi di Gojek dalam keadaan turun. Pandemi Covid-19 telah menerpa bisnis ride hailing, kemudian layanan pesan antar tidak semulus yang dibayangkan karena daya beli masyarakat merosot.

Tesar pun menduga investasi yang digelontorkan nanti untuk kepentingan beberapa pihak saja, tidak sepenuhnya untuk kepentingan bisnis Telkomsel.

“Ketiga orang sudah tidak boros seperti dahulu yang dikit-dikit Gojek. Sekarang orang sudah kembali ke transportasi umum, karena orang sudah berhitung, seharusnya Telkomsel melihat ke sana,” kata Tesar.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper