Bisnis.com, JAKARTA – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai rencana PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) untuk berinvestasi kembali di Gojek merupakan yang langkah yang tepat, jika investasi digelontorkan sebelum perusahaan super aplikasi tersebut melakukan penawaran umum perdana atau IPO.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan dengan berinvestasi kembali ke Gojek dalam waktu dekat atau sebelum Gojek melantai di bursa, Telkomsel berpeluang mendapat manfaat yaitu kepemilikan saham Gojek dalam harga yang masih terjangkau.
Saham Gojek, menurut Bhima, akan melesat tajam ketika perusahaan tersebut melantai di bursa atau merger, mengingat rumor yang beredar saat ini mengarah seperti itu.
“Investor yang melakukan suntikan sebelum IPO akan diuntungkan dengan valuasi yang naik cepat. Ini mungkin jangka pendek yang Telkomsel incar,” kata Bhima kepada Bisnis.com, Senin (19/4/2021).
Di samping itu, menurut Bhima, dengan berinvestasi kembali, Telkomsel berharap bisa masuk lebih dalam tidak hanya ke ekosistem Gojek, juga ke ekosistem Tokopedia. Kondisi tersebut terjadi jika suntikan dana diberikan setelah keduanya merger.
Sementara itu, Ekonom Indef lainnya, Nailul Huda memperkirakan dana segar yang digelontorkan Telkomsel baru terealisasi pada kuartal III /2020 atau kuartal IV/2020.
Telkomsel menunggu seluruh urusan merger rampung dibahas, termasuk tentang permasalahan hukum dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
“Karena menunggu proses merger Gojek-Tokopedia juga dan ketika sudah selesai atau tidak ada masalah hukum, baru bisa ditanamkan kembali investasi ke Gojek-Tokped,” kata Huda.