Bisnis.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) diprediksi habis-habisan dalam memborong pita frekuensi 2,3 GHz.
Masing-masing telah menggunakan spektrum frekuensi sebesar 30MHz di pita 2,3 GHz. Tambahan 30 MHz lagi akan mengantarkan mereka sebagai satu-satunya operator di Indonesia, yang beroperasi dengan spektrum frekuensi sebesar 60MHz, yang diklaim cukup untuk menggelar 5G secara mandiri.
Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Muhammad Ridwan Effendi menilai pertarungan Telkomsel dan Smartfren dalam memborong pita 2,3 GHz akan seru. Keduanya berpeluang untuk menggelar 5G, dengan 60 MHz yang dimiliki, seandainya berhasil memborong 3 blok yang dilelang.
“Pemenang punya kans untuk memperbaiki kualitas layanan dan atau memperkenalkan layanan baru seperti layanan 5G terutama kalau Telkomsel atau Smartfren menang 3 blok,” kata Ridwan kepada Bisnis, Minggu ((18/4/2021).
Berbeda dengan lelang 2,3 GHz sebelumnya, pada lelang 2,3GHz 2021 peserta lelang dapat memenangkan lebih dari 1 blok (1x10MHz) yang dilelang. Pada lelang sebelumnya, peserta hanya boleh menang satu blok saja.
Saat ini Telkomsel dan Smartfren telah menggunakan spektrum frekuensi sebesar 30MHz di pita 2,3 GHz untuk beroperasi. Dengan memenangkan 3 blok artinya mereka akan mengantongi tambahan frekuensi sebesar 30MHz, sehingga berpeluang beroperasi dengan 60MHz ke depannya.
Menurut 5GPP Study, dengan 60MHz pelanggan operator bisa menikmati kecepatan hingga mencapai 930Mbps – 1Gbps per pelanggan. Adapun secara total, kecepatan unduh yang disuntikan operator bisa mencapai 2,9 Gbps. Standarnya 5G bisa memberikan kecepatan unduh di atas 1 Gbps.
Sementara dari sisi unggah, kecepatannya yang bisa diterima pelanggan mencapai 420Mbps -504Mbps, dengan total kecepatan secara keseluruhan mencapai 1,4 Gbps.
Meski demikian, sambungnya, XL Axiata sebagai peserta lelang yang memenuhi persyaratan administrasi tidak akan tinggal diam. XL, menurut Ridwan, akan mengincar 2 blok atau sebesar 20MHz pada lelang nanti. XL butuh 20MHz untuk memperkuat layanan 4G yang mereka miliki saat ini.
“Jadi Telkomsel atau Smartfren dengan tambahan 10 MHz sudah cukup [jika untuk 4G], sedangkan XL perlu 20 MHz karena belum punya frekuensi di pita 2,3 GHz,” kata Ridwan.
Adapun dari sisi nilai lelang 2,3 GHz 2021, Ridwan mengaku kesulitasn untuk memperkirakan nilai lelang. Namun menurutnya, harga dasar untuk lelang kurang lebih adalah Rp150 miliar per blok atau Rp450 miliar untuk tiga blok sekaligus.
“Ketiga operator punya induk perusahaan yg sangat kuat, dari sisi keuangan tidak masalah, sehingga sulit juga memperkirakaan siapa pemenangnya, bakalan seru ini," kata Ridwan.