Startup Bakal Aktif Lakukan Ekspansi ke Perdesaan

Akbar Evandio
Selasa, 6 April 2021 | 21:55 WIB
Warga berkendara di jalan di Desa Laladon, Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/12/2018)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Warga berkendara di jalan di Desa Laladon, Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/12/2018)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan (startup) diprediksi makin giat melakukan ekspansi ke wilayah perdesaan pada tahun ini. Sebab, masyarakat di kota tier (tingkat) dua dan tiga memiliki potensi sebagai penyumbang jumlah pengguna dan pendongkrak pendapatan startup ke depan.

Sekadar catatan, riset Alpha JWC Ventures dan Kearney mencatatkan ekonomi digital Indonesia akan ditopang oleh konsumen di kota tingkat (tier) dua dan tiga atau perdesaan dalam lima tahun ke depan.

Adapun, perusahaan rintisan di sektor dagang elektronik (e-commerce), pembayaran digital, pinjaman daring, kesehatan, pendidikan, dan berbagi tumpangan (ride hailing) diprediksi terdongkrak lantaran meningkatnya ekonomi digital di pedesaan.

Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (Atsindo) Handito Joewono mengatakan ekspansi ke tingkat 2 dan ke 3 perlu dilakukan sesegera mungkin, tetapi tetap memperhatikan kesiapan konsumen.

“Begitu sudah siap langsung saja tancap gas. Penetrasi ke masyarakat pedesaan merupakan kombinasi dari kekuatan startup melakukan penetrasi dan tergantung karakteristik masyarakat desanya, [yaitu] kalau desanya banyak orang maka akan cepat jalan ke tier 2 atau 3,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (6/4/2021).

Berdasarkan riset Alpha JWC Ventures dan Kearney bertajuk Unlocking Next Wave of Digital Growth: Beyond Metropolitan Indonesia mencatatkan bahwa lebih dari 83 persen konsumen di kota tier dua dan tiga merupakan laggards atau masyarakat yang berhati-hati dalam menggunakan teknologi maupun layanan berbasis digital.

Namun, laporan tersebut juga menyebutkan bahwa setelah lima tahun konsumen di tier dua dan tiga akan lebih nyaman terhadap aktivitas digital dengan dua faktor pendorong. Pertama, pandemi Covid-19 yang memaksa mereka menggunakan layanan digital dan pemerintah yang mendorong digitalisasi di kota tier dua dan tiga.

Handito mengatakan, saat ini laggard merupakan tantangan bagi perdesaan sehingga setiap startup melakukan ekspansi ke tier 2 dan 3 menjadi salah satu katalisator untuk mengakselerasi ekonomi digital secara merata. Penyebabnya, langkah ekspansi startup menjadi penting lantaran ketimpangan kondisi dan ekosistem perusahaan rintisan di Tanah Air juga masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi.

Dia menilai meskipun saat ini tren startup melakukan ekspansi pasar ke area luar Jakarta mulai mewabah, tetapi belum tampak tanda-tanda munculnya kota penghasil startup baru di luar Jakarta. Hal ini karena ekosistem pendukung yang belum merata sehingga perlu adanya stimulus dari startup untuk melakukan ekspansi ke perdesaan.

“Ekosistem startup yang matang sebenarnya diperlukan di berbagai daerah agar dapat turut berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi digital di daerahnya. Pasalnya, startup dan ekosistem adalah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Artinya, kalau ekosistem tidak ada, maka startup sulit bertumbuh bahkan sulit muncul pemain baru,” ujarnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper