HP Asal China Diklaim Bikin LG Tutup Bisnis Ponsel

Akbar Evandio
Senin, 5 April 2021 | 20:13 WIB
Ilustrasi Logo LG Electronics.
Ilustrasi Logo LG Electronics.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Merek ponsel asal China yang mampu memimpin pasar global dinilai menjadi salah satu faktor pendorong LG Electronics untuk menutup bisnis smartphone.

Market Analyst Client Devices International Data Corporation Indonesia (IDC) Indonesia Risky Febrian mengatakan hengkangnya LG semakin menguatkan adanya tekanan hebat dari merek asal China terhadap persaingan ponsel.

“Keluarnya LG dari pasar Indonesia saat itu dikarenakan tekanan yang makin besar dari berbagai brand China dengan harga dan spesifikasi produk yang sangat kompetitif. Situasi yang sama juga terjadi di pasar global saat ini, karena brand China sudah semakin memperluas ekspansinya ke negara negara Eropa dan Amerika,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (5/4/2021).

Menurutnya, brand asal China mempersulit posisi LG secara global yang pada akhirnya berdampak pada kerugian bisnis ponsel pintarnya. Bahkan, keluarnya LG dari pasar global makin membuka kesempatan bagi brand China untuk memperkuat posisinya di pasar negara-negara yang disebutkan tadi.

“Di pasar negara maju seperti Eropa dan Amerika, Apple masih memiliki posisi yang kuat. Namun, kehadiran brand China seperti OPPO dan Xiaomi juga makin ekspansif dari waktu ke waktu. Hal ini juga akan menambah tekanan terhadap brand global seperti Samsung,” katanya.

Berdasarkan data dari firma riset International Data Corporation Indonesia (IDC) mencatatkan empat dari lima penguasa pasar ponsel Indonesia sepanjang kuartal IV/2020 didominasi oleh brand China.

Vivo disebut sebagai pemimpin pasar sepanjang tahun karena berfokus pada segmen low-end (US$100<US$200) dengan line-up Y-series. Posisi kedua diraih OPPO di segmen mid-range (US$200<US$400).

Sementara itu, pada posisi ketiga Xiaomi memperluas jaringan distribusinya untuk memastikan ketersediaan produk yang lebih luas dan secara positif diuntungkan dari peraturan IMEI. Xiaomi juga memperluas pangsa di segmen kelas mid-range, didorong oleh seri Redmi Note 9 Pro dan pengenalan merek POCO di semester II/2020.

Selanjutnya, Realme mempertahankan pertumbuhan tahunan yang sehat di setiap kuartal meskipun terhalang oleh masalah pasokan yang terbatas di kuartal pertama tahun ini dengan mengandalkan penawaran produk kelas low-end dan inisiatif pemasaran digital yang agresif.

Adapun, Samsung memperkuat posisinya di segmen ultra-low-end (<US$100) dan low-end (US$100<US$200) dengan seri A-nya, menyumbang dua pertiga dari pengirimannya pada 2020. Namun, di sisi lain Samsung kesulitan untuk bersaing di pasar kategori kelas mid-range (US$200<US$400).

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper