Bisnis.com, JAKARTA – Satelit Satria-1 ditargetkan dapat beroperasi pada sekitar kuartal III/2023 atau IV/2023 untuk mendukung upaya telekomunikasi nasional.
Saat diluncurkan nantinya, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan satelit Satria-1 akan memiliki total kapasitas transmisi sebesar 150 Gbps, atau 3 kali lebih besar dari total 9 satelit yang kini digunakan oleh Indonesia.
Adapun, 9 satelit komersial yang kini Indonesia gunakan terdiri dari 5 satelit nasional dan 4 satelit asing, dengan total kapasitas transmisi sebesar 50 Gbps.
“Kita harapkan program KPBU ini selesai dengan baik dan pada kuartal III kuartal IV 2023 nanti kita sudah mempunyai satu tambahan satelit besar untuk mendukung upaya telekomunikasi nasional kita,” kata Johnny dalam live streaming Pembukaan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2021, Senin (5/4/2021).
Politikus Partai Nasdem tersebut mengatakan kini satelit Satria-1 sedang berada di tahap produksi. Untuk produksi satelit tengah dilakukan di Prancis, dan produksi roket berada di Amerika Serikat.
“Kontrak satelit Satria-1 sudah selesai. Kontrak KPBU-nya juga sudah selesai. Saat ini proses produksi satelit sedang berlangsung di Prancis dan proses produksi roket di Amerika,” ujarnya.
Tidak hanya pembuatan satelit, Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) juga meliputi sejumlah pembangunan infrastruktur telekomunikasi lainnya.
Salah satunya pemenuhan akses internet untuk 12.548 desa kelurahan atau desa yang belum terjamah broadband 4G. Adapun, 9.113 di antaranya akan menjadi tanggung jawab Kemkominfo, sedangkan 3.435 lainnya menjadi komitmen operator seluler.
Lalu, Menkominfo juga mengatakan baik pemerintah dan operator seluler juga telah membangun jaringan fiber optik sepanjang 342.239 kilometer panjang di darat dan laut, termasuk di dalamnya Palapa Ring 12.200 kilometer.