Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha logistik perlu mengantisipasi lahirnya tren baru seiring dengan pelarangan mudik Lebaran tahun ini.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani memperkirakan permintaan terhadap perusahaan rintisan (startup) di bidang logistik meningkat hingga 10 persen saat Ramadan dan Lebaran tahun ini.
“Akan ada tren pengantaran, di mana pemain harus mulai siap karena perubahan waktu aktivitas masyarakat akan berubah untuk melakukan pembelanjaan [saat Ramadan dan Lebaran]. Pemain akan melayani di jam-jam yang tidak biasa seperti di waktu Subuh dan berbuka hingga malam,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (31/3/2021).
Menurutnya, pemain perlu meningkatkan inovasi dan kapasitas di sisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi. Sebab, perubahan kebiasaan ini sayang untuk dilewatkan dalam meningkatkan pendapatan perusahaan. Khususnya, akan fitur pengiriman di hari yang sama (same-day delivery).
Dia mengatakan, tren baru yang lahir ini juga mendorong kebutuhan baru untuk layanan logistik yang terintegrasi dari hulu hingga ke hilir, termasuk jasa pergudangan, pengiriman makanan, same-day delivery, dan last mile.
“Tren ini harus diantisipasi, bisa melalui kolaborasi logistik agar memperluas cakupan pasar yang bisa dirambah, khususnya di sisi hulu,” ujarnya.
Dia mengatakan, startup logistik dapat bekerjasama dengan tidak hanya dengan pemain di sektor lain, tetapi dari produsen, UMKM, hingga petani.
“Contohnya, agrikultur yang diproduksi di kota tier II—IV dan daerah remote. Logistik bisa melakukan sharing economy dengan menyediakan warehouse [pergudangan] untuk menyimpan pasokan makanan agar mereka lebih efisien,” kata Edward