Kominfo Siapkan Tambahan Frekuensi 1.000 MHz, Bisa Buat 5G?

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 23 Maret 2021 | 16:46 WIB
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyediakan tambahan spektrum frekuensi sebesar 1.000 MHz dinilai bisa digunakan sebagai adopsi teknologi 5G jika berada pada rentang pita di bawah 6 GHz.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan manfaat dari frekuensi bergantung dari letak rentang frekuensi. Jika 1.000 MHz tersebut terletak di bawah rentang pita 6 GHz – seperti 2,6 GHz, 3,5GHz dan lain-lain - maka akan bermanfaat untuk adopsi 5G, pengembangan benda yang digerakkan dengan internet (internet of things/IoT) dan lain sebagainya.

Secara ekosistem frekuensi tersebut telah matang. Banyak negara di dunia yang menggunakan rentang pita di bawah 6GHz untuk kebutuhan jaringan internet bergerak, salah satunya untuk teknologi generasi kelima (5G).

“Kalau di bawah 6 GHz pasti terpakai dan bisa dimanfaatkan untuk adopsi 5G,” kata Heru kepada Bisnis.com, Selasa (23/3/2021).

Heru berpendapat seandainya spektrum yang tersedia berada di rentang pita 1GHz -6GHz, maka saat lelang digelar pemerintah berpotensi mendapat pendapatan sekitar Rp30 miliar per MHz atau Rp30 triliun. Adapun jika spektrum frekuensi yang dijanjikan berada pada rentang pita frekuensi 6GHz – 30GHz - misalnya gelombang millimeter 26GHz -28GHz - spektrum frekuensi tersebut akan kurang menarik bagi operator seluler.

Secara ekosistem global, pita frekuensi tersebut cenderung digunakan untuk kebutuhan satelit, bukan untuk jaringan bergerak.

Dengan kondisi ekosistem yang kurang mendukung, jika dipaksakkan digelar layanan jaringan bergerak di pita 26GHz – 28GHz, maka secara investasi operator seluler harus mengeluarkan biaya mahal. Di samping itu, cakupan gelombang millimeter juga kecil, sehingga akan memaksa operator membangun banyak BTS.

Heru juga mengatakan tersedianya spektrum frekuesi sebesar 1.000MHz di gelombang millimeter bukan lah suatu pencapaian yang hebat, karena frekuensi tersebut memang masih kosong karena kurang menarik.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper