Bisnis.com, JAKARTA — PT MRT Jakarta menyampaikan bahwa keberadaan wifi di 13 stasiun MRT telah berkoordinasi dengan PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG), sebagai mitra penyedia dan pengelola infrastruktur telekomunikasi di jalur Ratangga.
Plt. Corporate Secretary Division Head MRT Ahmad Pratomo mengatakan bahwa sebagai mitra penyedia telekomunikasi, TBIG turut terlibat dalam pengadaan sinyal wifi di area stasiun MRT.
Perseroan pun telah berkoordinasi dengan TBIG untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dari kehadiran wifi di 13 stasiun MRT.
“Setiap kebijakan dan keputusan terkait dengan penyediaan telekomunikasi dan wifi telah dikoordinasikan terlebih dahulu dengan PT Tower Bersama,” kata Pratomo kepada Bisnis, Jumat (19/3/2021).
Dia menambahkan bahwa sebagai langkah antisipasi dan untuk tetap memberi pelayanan yang optimal kepada pengguna, layanan wifi gratis hanya dapat diakses di Area Concourse di 13 Stasiun MRT Jakarta.
Para pengguna dapat menggunakan wifi gratis tersebut untuk mengakses aplikasi MRT Jakarta atau aplikasi transportasi publik lainnya demi memudahkan pengguna dalam pembelian tiket dan bermobilisasi.
“Untuk saat ini, terkait penyediaan wifi di area kereta akan di memperhatikan aspek keselamatan operasi Ratangga,” kata Pratomo.
Sebelumnya, Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward mengatakan bahwa pemasangan wifi berisiko mengganggu bisnis TBIG selaku penyedia infrastruktur pasif di wilayah MRT Jakarta.
Kehadiran wifi dikhawatirkan akan membuat operator yang awalnya menyewa infrastruktur pasif dari TBIG menjadi hengkang karena sudah terdapat jaringan yang melayani para pelanggan, minimal di stasiun MRT.
“Bisa ganggu bisnisnya [mitra telekomunikasi MRT] pasang wifi, karena teknologi wifi memiliki bandwidth yang lumayan sekitar 50 MHz di 2,4 GHz. Tidak ada operator yang memiliki bandwidth sebesar itu,” kata Ian.