Bisnis.com, JAKARTA – Microsoft menegaskan komitmen perusahaan untuk membangun pusat data regional di Indonesia, menyusul Google, Alibaba, dan Amazon.
Executive Vice President and President Global Sales Marketing and Operations Microsoft Jean-Philippe Courtois mengatakan pembangunan tersebut akan mendukung Indonesia untuk menjadi negara terdepan dalam hal ekonomi digital di Asia Tenggara.
“Semangat yang dimiliki setiap orang Indonesia, untuk berbuat lebih banyak, meraih lebih banyak, dan membantu komunitas mereka sungguh luar biasa. Itulah sebabnya saya sangat bangga mengungkapkan bahwa kami akan berinvestasi di untuk membangun pusat data pertama Microsoft di Indonesia,” katanya dalam agenda DevCon 2021 – Accelerating Indonesia’s Digital Economy yang diselenggarakan Bisnis Indonesia, Kamis (25/2/2021).
Dia melanjutkan perusahaan akan menyediakan Layanan Cloud Microsoft dari pusat data di Indonesia yang memungkinkan siapapun di Indonesia untuk berinovasi menggunakan layanan dan kemampuan mencakup komputasi awan, basis data jaringan, analitik, kecerdasan buatan (AI), dan Internet untuk Segala (IoT).
“Inti dari inisiatif berdayakan Ekonomi Digital Indonesia. Menurut penelitian IDC, investasi tersebut akan menghasilkan pendapatan baru hingga US$ 6,3 miliar untuk ekosistem negara mitra lokal, dan berkontribusi pada lebih dari 60.000 pekerjaan untuk ekonomi lokal, selama empat tahun ke depan,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan pembangunan pusat data tersebut akan menghadirkan layanan komputasi awan yang cerdas dan terpercaya. Pasalnya, akses ke teknologi cloud Microsoft dan kemampuan untuk menyimpan data di dalam negeri akan memberdayakan organisasi, mendorong inovasi dan pertumbuhan transformasi digital di Indonesia.
“Jadi kami akan memastikan bahwa bisnis di Indonesia dapat memproses data dalam jumlah besar dengan ketersediaan dan ketahanan yang tinggi serta kemampuan untuk mematuhi undang-undang privasi data setempat,” ujarnya.
Pada 2025, dia mengatakan perusahaan juga berkomitmen agar pusat data mereka akan menggunakan 100 persen energi terbarukan. “Kami juga menyediakan akses air dan sanitasi di daerah terpencil di Indonesia,” katanya.
Tidak hanya itu, Jean memahami bahwa perusahaan juga harus berinvestasi di bidang pengembangan talenta digital. Dia mengatakan, perusahaan bekerja sama dengan pemerintah dalam program ‘Berdayakan Ekonomi Digital Indonesia’. Salah satu caranya dengan memodernisasi pendidikan melalui teknologi dan inovasi.
“Kami memberdayakan para pendidik dan siswa melalui inisiatif keterampilan dan peningkatan kemampuan kerja seperti pelatihan dan pendidikan gratis, serta memastikan kami memiliki dampak sosial yang berkelanjutan,” kata Jean.
Dia melanjutkan Microsoft telah melatih 21 juta siswa dan guru selama 26 tahun terakhir beroperasi di Tanah Air. Adapun, secara global, perusahaan memberikan pelatihan kepada 25 juta orang yang terkena dampak pandemi Covid-19.
Presiden Direktur Microsoft untuk Indonesia Haris Izmee menambahkan pusat data akan dibangun di beberapa wilayah, di mana setiap zona akan memiliki satu atau lebih dari pangkalan data.
“Dengan lokasi fisik berbeda. Mempunyai sumber energi, pendinginan, dan jaringan mandiri untuk melindungi data Anda,” kata dia.
Menurut catatan Bisnis, Microsoft Azure menyatakan minat untuk membangun pusat data di Indonesia dan rencana investasi senilai US$ 1 miliar itu dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan CEO Microsoft Satya Nadella pada Februari 2020.
"Saya pikir beliau [Jokowi] menangkap [rencana] kami dengan sangat baik, terkait dengan apa yang ingin kita capai sebagai pengembang teknologi," ujar Nadella.