Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan berbasis pendidikan (edutech) mengamini peningkatan keterampilan guru turut menjadi urgensi lantaran kesiapan talenta digital tidak lepas dari peran serta mereka di dalamnya.
Head of Corporate Communications Ruangguru Anggini Setiawan mengatakan perusahaan telah gencar melaksanakan berbagai program guna meningkatkan kualitas, kompetensi, dan kinerja para guru mulai dari pengenalan, pendalaman, hingga praktik digital serta manajemen pendidikan berbasis pembelajaran digital.
“Beberapa inisiatif yang telah dilaksanakan dan terus dikembangkan seperti Program Beasiswa Pembinaan dan Pelatihan Guru [Indonesia Teaching Fellowship/ITF], Konten Pelatihan Guru Gratis, dan webinar,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (24/2/2021)
Lebih lanjut, dia menjelaskan untuk ITF para guru difokuskan untuk mendapatkan 5 aspek utama pelatihan, yaitu kompetensi penggunaan teknologi untuk pengajaran, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional mata pelajaran yang diajar, kompetensi kepribadian dan kepercayaan diri, dan kompetensi sosial pengajaran.
“Selama tahun 2020, Ruangguru telah melaksanakan 4 program ITF yang diikuti oleh lebih dari 2.000 guru tingkat SD hingga SMA di 14 kabupaten/kota di 11 provinsi, termasuk di daerah 3T,” ujarnya.
Dia melanjutkan untuk program Konten Pelatihan Guru Gratis, perusahaan memberikan modul pelatihan guru secara gratis yang terdiri atas 8 topik ajar (berisi 269 video, 182 infografis, 90 kuis) termasuk melakukan pembelajaran kognitif dan pengenalan teknologi bagi para guru.
“Layanan ini telah diakses oleh lebih dari 200.000 pengguna,” ujarnya.
Adapun, dia mengatakan Ruangguru juga telah melaksanakan beberapa webinar bagi para guru untuk mendukung wawasan para guru terkait teknologi, di mana salah satu topik yang diajarkan adalah mengajar kreatif dengan metode 21st Century Skill.
William Hendradjaja, Chief of Business Skilvul mengatakan perusahaan tahun ini bekerjasama dengan Samsung Innovation Campus (SIC) untuk melibatkan guru secara intensif selama 6 minggu, melalui 2 tahapan pelatihan.
Dia menjelaskan tahap pertama merupakan tahap fasilitasi guru sekaligus workshop inovasi, di mana guru akan diberikan capacity building untuk meningkatkan kemampuannya memfasilitasi proses pembelajaran daring serta pemahaman tentang proses inovasi.
Selain itu, guru juga diberikan pembekalan, mulai dari cara menentukan ide inovasi, pembuatan prototipe hingga pengenalan User Interface (UI) dan User Experience (UX).
Pada tahap kedua, guru mendapatkan workshop tentang coding, di mana mereka berkesempatan mendalami pengetahuan coding dasar (front-end web development) agar mampu mengembangkan aplikasi web pertama mereka. Materi yang diajarkan yakni: HTML, CSS, Javascript dan desain web
“Saat menyampaikan materi, kami sangat mengedepankan pembelajaran praktikal. Metode blended learning yang kami siapkan dapat membantu siapapun, termasuk para guru yang baru saja memulai belajar coding dan programming”, ujarnya
Berdasarkan riset Amazon Web Services Inc. (AWS) dan firma konsultan bidang strategi dan ekonomi AlphaBet, hanya 19 persen dari seluruh angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai keahlian di bidang digital. Padahal, dibutuhkan 110 juta talenta digital baru untuk mendukung ekonomi pada 2025.