Bisnis.com, JAKARTA - Bukalapak, e-Commerce Indonesia, telah mendapatkan pendanaan dari Standard Chartered Plc. seiring dengan kemajuan dalam mengumpulkan US$200 juta atau sekitar Rp2,8 triliun untuk membiayai ekspansi di Indonesia.
Naver Corp. dan Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund - keduanya investor yang ada - selangkah lagi menandatangani kesepakatan untuk pendanaan tambahan, menurut salah satu sumber anonim Bloomberg.
Bukalapak telah menarik US$100 juta dari Microsoft Corp, GIC Pte dan PT Elang Mahkota Teknologi sebagai bagian dari putaran yang sedang berlangsung, Bloomberg News melaporkan pada bulan November.
Perwakilan dari Standard Chartered, Bukalapak, Naver dan Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund menolak berkomentar.
Standard Chartered dan Bukalapak mengatakan pada hari Kamis (14/1/2021) bahwa mereka membentuk kemitraan strategis untuk berkolaborasi di perbankan digital. Pasar online yang bersaing dengan para pesaing seperti Shopee, Tokopedia dan Lazada memiliki sekitar 100 juta pengguna dan 13,5 juta penjual di Indonesia. Nilainya US$3,5 miliar, menurut CB Insights.
Pandemi virus Corona telah meningkatkan permintaan untuk e-commerce di negara terpadat keempat di dunia, di mana usia rata-rata adalah 30 tahun.
Lockdown mendorong banyak konsumen untuk mencoba belanja seluler untuk pertama kalinya dan Bukalapak mengatakan volume transaksinya meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2020 dari tahun sebelumnya.
Ada banyak kesepakatan di antara perusahaan internet terbesar di Asia Tenggara dalam beberapa minggu terakhir.
Singapore's Sea Ltd., perusahaan paling berharga di kawasan ini, mengakuisisi PT Bank Kesejahteraan Ekonomi Indonesia, Bloomberg News melaporkan minggu ini.
Gojek, startup paling berharga di Indonesia, telah memiliki 22,16 persen saham di PT Bank Jago, sementara Grab Financial Group, unit layanan keuangan Grab Holdings Inc., mengumpulkan US$300 juta atau Rp4,2 triliun, dipimpin oleh Hanwha Asset Management Co.