Bisnis.com, JAKARTA – Rencana merger antara PT Hutchison 3 Indonesia dan PT Indosat Tbk. (ISAT) diyakini akan membuat arus investasi ke Indonesia makin deras.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan divestasi melalui merger merupakan mekanisme bisnis antar operator telekomunikasi.
Menurutnya, pemerintah tidak akan terlibat dalam proses tersebut sehingga Kemenkominfo hanya dapat mendukung rencana tersebut dengan menghadirkan payung hukum agar proses merger berjalan mulus.
Johnny menyambut positif rencana merger antara Tri dengan Indosat. Menurutnya merger keduanya dapat menciptakan industri telekomunikasi yang lebih efisien dan efektif dalam penggelaran infrastruktur telekomunikasi.
“Saya menyambut baik dalam rangka efisiensi dan cost yang lebih efektif. Infrastruktur jadi lebih efektif. Capex menjadi lebih kuat karena bergabung sehingga keputusan investasinya bisa lebih besar,” kata Johnny kepada Bisnis, Senin (28/12).
Johnny menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 telah menjadikan sektor telekomunikasi sebagai tulang punggung segala aktvitas. Diperlukan kondisi yang lebih efektif dan efisien agar tulang punggung ini dapat berjalan optimal.
Dalam menghadirkan kondisi efisien tersebut, kata Johnny, Undang-Undang No.11/2020 tentang Cipta Kerja memperbolehkan aktivitas berbagi infrastruktur telekomunikasi aktif dan pasif.
Saat ini, kata Johnny, pemerintah sedang mematangkan peraturan pemerintah dan peraturan menteri, yang salah satunya membahas mengenai teknis penggunaan spektrum frekuensi secara bersama termasuk dalam skema merger.
“Iklim investasi yang ingin dibangun pemerintah adalah kemudahan peningkatan ekonomi digital dan telekomunikasi. Kami ingin tingkatkan makanya dibuka kemudahan-kemudahan agar dapat menumbuhkan iklim investasi yang lebih baik dan semarak,” kata Johnny.