Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) diminta memperhatikan harga tarif layanan di Indonesia Bagian Timur. Rancangan peraturan pemerintah yang membahas mengenai tarif batas diharapkan dapat menyelesaikan masalah ini.
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan bahwa permasalahan tarif di Indonesia tidak hanya sekadar tarif murah yang diberikan oleh operator seluler.
Kesenjangan tarif layanan data di Pulau Jawa dengan di Indonesia bagian Timur, menjadi permasalahan besar yang belum terselesaikan hingga saat ini. Harga layanan data di Indonesia bagian Timur dibandingkan dengan di Jakata, kata Heru, bisa mencapai dua kali lipat lebih mahal.
“Kasihan bila wilayah Timur Indonesia harus menanggung jawab lebih mahal. Saya usulkan agar Indonesia memiliki satu harga layanan data internet untuk nasional,” kata Heru kepada Bisnis.com, Rabu (16/12/2020).
Heru menjelaskan bahwa tarif promosi yang selama ini disebut murah, sebenarnya hanyalah gimik pemasaran. Operator seluler memberikan harga murah di satu produk dan memahalkan harga layanan di produk lain atau di kota lain.
Beberapa operator juga terkadang memasukan kuota malam sehingga paket data yang ditawarkan seakan sangat besar. Padahal, kuota utama dalam total paket produk bernilai kecil.
Heru juga menampik asumsi yang menyebut bahwa tarif data di Indonesia merupakan yang termurah nomor dua – setelah India – di dunia. Adapun, yang benar adalah tarif layanan data berbasis seluler lebih murah dibandingkan dengan layanan data berbasis kabel.
“Jadi saya ingin meluruskan bahwa secara rata-rata tidak benar tarif kita murah nomor dua di dunia untuk layanan data. Bahkan Vietnam saja juga lebih murah,” ujarnya.
Sekadar catatan, pada Oktober 2020, Cable UK, Situs yang membahas mengenai teknologi, mengungkapkan peringkat tarif data seluler termurah dari 228 negara di dunia. Indonesia menempati urutan ke-14.
Dalam laporannya, Cable UK, menyebut bahwa rata-rata biaya per GB data seluler di Indonesia mencapai US$0,64, lebih murah dibandingkan dengan Myanmar yang sekitar US$0,78. Adapun Malaysia, Thailand, dan Filipina masing-masing senilai US$1,12 US$1,23 dan US$1,42
Vietnam memegang predikat sebagai negara dengan tarif data termurah di Asia Tenggara dan urutan ke-10 di dunia, yaitu senilai US$ 0,57.