Bisnis.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) masih berhitung mengenai rencana pengembangan 5G ke depan usai berpeluang besar mendapat tambahan 10 MHz dari lelang frekuensi 2,3 GHz.
Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan dengan mengikuti lelang 2,3 GHz, perseroan berpeluang menambah frekuensi yangi dimiliki sehingga menjadi 40 MHz. Dengan jumlah tersebut, Telkomsel berpeluang untuk menggelar layanan layanan 5G secara terbatas.
Hanya saja, sambungnya, untuk mengembangkan layanan 5G Telkomsel masih berhitung dan menganalisanya secara bisnis. Salah satunya mengenai jumlah permintaan dibandingkan dengan investasi yang dibutuhkan.
“Yang pertama tentu saja kebutuhan pelanggan, bagaimana kami bisa memberikan layanan yang dapat memenuhi pain point dan ekspektasi pelanggan. Ujungnya tentu saja kelayakan bisnis” kata Setyanto kepada Bisnis.com, Senin (15/12/2020).
Adapun mengenai kemungkinan mengembangkan 5G pada tahun depan, kata Setyanto, hal tersebut mungkin saja karena secara teknis jumlah lebar pita yang digunakan Telkomsel sudah mencukupi.
Telkomsel, sebut Setyanto, juga membuka opsi kerja sama dengan pihak lain untuk memberikan layanan 5G yang terbaik bagi masyarakat.
“Di sisi lain peluang untuk berkolaborasi dengan pihak lain akan tetap terbuka menjadi salah satu opsi agar Telkomsel dapat memberikan pengalaman 5G yang lebih baik pada pelanggan,” kata Setyanto.
Sekadar catatan, pada pita frekuensi 2,3 GHz, Telkomsel saat ini tengah menggunakan frekuensi radio sebesar 30 MHz di pita 2300 MHz -2330 MHz. Adapun Smartfren menempati di 2330 -2360 MHz. Lelang dilakukan di pita 2360-2390 MHz, untuk sejumlah wilayah yang masih kosong.
Telkomsel saat ini menjadi operator seluler terbesar di Tanah Air. Hingga kuartal III/2020, jumlah pelanggan mencapai Telkomsel sekitar 170 juta pelanggan, dengan BTS 3G/4g mencapai 178.118 BTS.
Telkomsel telah memanfaatkan spektrum frekuensi sebesar 82,5 MHz di pita frekuensi 850, 900, 1800, 2100, dan 2300 MHz.