Bisnis.com, JAKARTA – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) menyampaikan bahwa pabrikasi Satelit Multifungsi Satria telah berjalan saat ini. Pabrikasi bukan menjadi penyebab mundurnya proyek Satria.
Direktur Utama Bakti, Anang Latif menjelaskan bahwa permohonan perpanjangan waktu peluncuran Satelit Multifungsi Satria berkaitan dengan langkah antisipasi pemerintah terhadap pandemi Covid-19 yang tidak menentu.
Dia menampik bahwa perlambatan tersebut karena proses pabrikasi satelit dan stasiun bumi yang mundur dari jadwalnya. Pabrikasi satelit terus dipercepat dan ditargetkan rampung sesuai dengan jadwal. Sayangnya, tidak disebutkan batas waktu penyelesaian proyek tersebut.
“Sejauh ini pabrikan komitmen bisa menyelesaikan tepat waktu sesuai dengan jadwal,” kata Anang kepada Bisnis.com, Kamis (19/11/2020).
Dia mengatakan bahwa saat ini pabrikasi satelit telah berjalan, seiring dengan pendanaan yang diterima dari Perancis dan China beberapa waktu lalu.
Sekadar catatan, Satelit Satria merupakan satelit khusus internet dengan kapasitas 150 giga byte per detik (Gbps) atau setara dengan tiga kali lipat dari sembilan satelit yang dimanfaatkan di Indonesia.
Saat ini Indonesia menggunakan lima satelit nasional dengan kapasitas sekitar 30 Gbps dan 4 satelit asing yang memiliki kapasitas 20 Gbps.
Dengan kapasitas yang besar tersebut, Satria akan menyuntikan internet ke 150.000 titik layanan publik di seluruh Tanah Air, dengan rata-rata kecepatan per titik yaitu sebesar 1 mega byte per detik (Mbps).