Cloud Pendukung Utama Membangun Ketahanan Bisnis Di Tengah Ketidakpastian

Puput Ady Sukarno
Senin, 9 November 2020 | 18:46 WIB
Iman Muhammad, Head of Applications Oracle Indonesia. Bisnis/Istimewa
Iman Muhammad, Head of Applications Oracle Indonesia. Bisnis/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Keadaan pandemi yang melanda saat ini sangat mempengaruhi setiap aspek bisnis, dan tidak jarang para pengusaha terpaksa menutup usaha, atau setidaknya mencoba bertahan sehingga membutuhkan fokus bisnis yang lebih kuat dari sebelumnya. 

Terlebih, dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Oktober 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 diproyeksikan minus 1,5%. Proyeksi kontraksi itu lebih dalam dari estimasi sebelumnya yang hanya minus 0,3%.

Oleh sebab itu, menurut Iman Muhammad, Head of Applications Oracle Indonesia, bertahan dalam menghadapi tantangan bisnis saat ini tidaklah mudah dan membutuhkan tindakan yang cepat dan tepat. 

"Dan salah satu kunci untuk bertahan tersebut adalah harus memiliki visi atau pandangan ke depan," ujarnya, Senin (9/11/2020). 

Menurutnya, saat ini para pemimpin bisnis membutuhkan kemampuan dan sebuah sistem untuk mendukung mereka mencapai tujuan tersebut dan sekaligus membantu mereka untuk merespon pasar. 

Iman mengungkapkan di dalam merancang sebuah bisnis, sangatlah penting untuk dapat membedakan antara perkiraan, analisis skenario dan perencanaan.  

Perkiraan adalah tindakan memprediksi di mana posisi bisnis saat ini atau dimana pasar berada di masa depan berdasarkan data historis dan terkini yang relevan.  

Analisis skenario adalah ketika analis membuat berbagai skenario yang mungkin terjadi dan perencanaan adalah merepresentasikan ukuran dan keputusan yang dibuat berdasarkan analisa yang ada. 

"Perkiraan dan analisis skenario akan sangat mendukung proses perencanaan bisnis dan menjadikannya sebagai tahap awal yang penting yang diperlukan untuk beradaptasi atas tantangan bisnis. Walaupun, memprediksi bisnis ke depan pada saat ini bukanlah hal yang mudah," ujarnya.

Dia menjelaskanketika membuat perkiraan bisnis tentunya akan memerlukan sekumpulan sekumpulan data yang akan melibatkan pihak bisnis dan publik.

Namun dengan adanya pandemi saat ini tentunya akan berpengaruh pada jenis data yang dikumpulkan dan akan berakibat pada akurasi perkiraan bisnis itu sendiri.

"Maka, disanalah analisis skenario dapat berperan," tegasnya. 

Cara tersebut, urai Iman lebih lanjut, dapat membantu bisnis memvisualisasikan berbagai kemungkinan bisnis di masa depan, merencanakan berbagai langkah bisnis, dan menilai bagaimana bisnis harus merespons pasar.  

Meskipun prosesnya masih bergantung pada data, namun pada dasarnya tidak memerlukan data khusus atas keadaan sebuah bisnis tertentu. Sebaliknya, proses ini menghadirkan berbagai kemungkinan hasil yang dapat dipakai untuk mempersiapkan bisnis. 

Meskipun demikian, pengalaman terkini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih matang untuk analis skenario. Banyak organisasi secara aktif memodelkan berbagai skenario bisnis, hanya sedikit yang dapat  meramalkan atau mampu merencanakan pandemi.  

"Anda tidak dapat merencanakan setiap hasil  yang ingin anda capai, tetapi di dalam menjalankan bisnis, Anda harus mulai berinvestasi membuat skenario bisnis yang lebih luas ke depannya. Termasuk menyiapkan tim analisis khusus di setiap departemen, dapat menggabungkan analisis skenario ke dalam proses bisnis," ujar Iman.

Menurut Iman,  meskipun begitu, analisa bisnis yang teratur dan komprehensif tidak akan cukup untuk menjamin ketahanan sebuah usaha.  

"Seiring berjalannya waktu, organisasi diharapkan dapat mengumpulkan lebih banyak data yang akan memfasilitasi mereka untuk melakukan perkiraan bisnis secara tradisional," ujarnya.

Kedua metode tersebut menurutnya diperlukan untuk membantu merencanakan bisnis di masa depan. Namun keduanya juga dapat dengan mudah dirusak oleh kualitas data dan sistem dalam suatu organisasi.

"Data dalam jumlah besar tentang pelanggan, karyawan, dan pesaing tentunya tidak mudah untuk dikelola.  Seringkali akan terjadi pembagian segmen di dalam sebuah organisasi untuk mencegah penganalisaan secara bersamaan," ujarnya.

Iman menerangkan bahwa sebuah perencanaan bisnis untuk merespon pasar memerlukan sebuah koordinasi yang baik, konsultasi yang tepat serta kolaborasi dan semuanya harus berkesinambungan. 

"Kalau kita berbicara kecepatan ini adalah masalah lain. Misalnya, pemilahan data atau memasukkan data secara manual tentunya akan memakan waktu.  Ini bisa dikategorikan sebagai ketidakefisienan dalam bekerja dan pada saat yang sama organisasi ini terlalu lambat merespon pasar, tantangan ataupun peluang yang ada," ujarnya.

Oleh sebab itu, tegasnya, untuk mengantisipasi hal tersebut, sebuah perusahaan dapat lebih produktif dengan memanfaatkan teknologi cloud atau komputasi awan, dan banyak bisnis telah mengadopsi teknologi ini.

"Gartner memperkirakan penggunaan cloud meningkat 19% pada tahun 2020, tingkat pertumbuhan yang sangat baik dimana sebelumnya angka ini diprediksikan untuk tahun 2023," singkap Iman. 

Menurutnya, memusatkan data di cloud dapat mendorong kolaborasi, karena alur kerja dan penyimpanan data berada di satu sistem.

Selain itu, melakukan konsolidasi bisnis dengan cloud juga akan meningkatkan kepercayaan bisnis karena seluruh divisi akan menggunakan metode yang sama.  "Cloud juga memungkinkan pebisnis melakukan pembaharuan data secara teratur untuk seluruh divisi," ujarnya.

Disamping itu, tambah Iman, kecerdasaan buatan juga dapat mempercepat perkiraan bisnis dengan mengotomatisasikan proses bisnis yang biasanya dilakukan secara manual. 

"Ini akan sangat berkontribusi pada kelincahan bisnis karena akan sangat memaksimalkan penggunaan waktu untuk mengumpulkan dan memverifikasi data dan akan lebih efisien di dalam rangka merespon pasar," ujarnya.

Menurutnya dengan informasi yang benar lebih cepat, para eksekutif dan lini bisnis dapat membuat keputusan lebih cepat dan tepat.

"Melakukan modernisasi bisnis dengan cloud dapat meningkatkan kemampuan melakukan  perencanaan dan analisis skenario dan pada akhirnya akan menghasilkan transformasi bisnis," terangnya. 

Hingga pada ujungnya, tambah Iman, ketika sebuah organisasi dapat mengantisipasi perubahan atau tren bisnis, tentunya akan memberikan nilai lebih dalam persaingan serta ruang untuk lebih beradaptasi. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Kahfi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper