Bisnis.com, JAKARTA – Shopee Pay menjadi pilihan utama dompet digital bagi masyarakat Indonesia, baik dari sisi penetrasi, pangsa pasar, hingga nilai transaksi selama 3 bulan ke belakang.
Temuan tersebut didasarkan atas hasil survei Ipsos Indonesia terkait penggunaan dompet digital di Tanah Air selama pandemi Covid-19.
"Sejak dua tahun lalu, Ipsos sudah melihat adanya tren penggunaan aplikasi e-wallet atau dompet digital di Indonesia. Hal ini selaras dengan Ipsos Marketing Summit ‘Indonesia Next Cashless Society’ yang kami adakan pada bulan Januari 2020," kata Managing Director Ipsos Indonesia Soeprapto Tan, dilansir dari Antara, Rabu (4/11/2020).
Hasil riset Ipsos menunjukkan ShopeePay berada di urutan pertama dengan 48 persen dari total pengguna dompet digital di Indonesia. Setelah itu, Ovo menyusul dengan porsi 46 persen, GoPay 35 persen, DANA 26 persen, dan LinkAja 16 persen.
Berdasarkan nilai transaksi, ShopeePay juga mencatatkan transaksi tertinggi dalam tiga bulan yakni 29 persen dari total nilai transaksi e-wallet di Indonesia. Kemudian ada OVO dengan nilai transaksi 27 persen, GoPay 22 persen, DANA 14 persen, dan LinkAja 7 persen.
Dari pangsa pasar nilai transaksi, ShopeePay masih menjadi merek dompet digital yang mencatatkan pangsa pasar nilai transaksi terbesar.
Jika dirinci, ShopeePay memiliki pangsa pasar 32 persen dari total nilai transaksi dompet digital di Indonesia, disusul oleh OVO 25 persen, GoPay 21 persen, DANA 14 persen, dan LinkAja 8 persen.
Adapun pada jenis penggunaan dompet digital, ShopeePay lebih banyak digunakan untuk pembayaran e-commerce.
GoPay lebih banyak digunakan untuk belanja di toko dan belanja di restoran melalui aplikasi transportasi online, serta transaksi aplikasi transportasi online itu sendiri.
Untuk Ovo, pengguna lebih sering menggunakan untuk belanja di restoran secara langsung, sedangkan DANA lebih sering digunakan untuk belanja di mal secara langsung, membayar tagihan, dan belanja di toko secara langsung.
