Bisnis.com, JAKARTA – Pasar ponsel Indonesia dinilai masih belum bisa dikatakan pulih pada kuartal III/2020.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI) Ina Hutasoit mengatakan bahwa penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi alasan terhambatnya pemulihan pasar ponsel di Tanah Air.
“Di Indonesia belum pulih benar, karena diberlakukan lagi PSBB di beberapa kota termasuk DKI Jakarta, tetapi akan mulai naik menjelang akhir tahun di bulan Desember 2020,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (30/10/2020)
Menurutnya, beberapa vendor belum banyak menggencarkan strategi untuk promosi karena masih lemahnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19.
“Semua [vendor] tengah mengetatkan ikat pinggang karena sampai tahun depan belum ada kepastian berhasilnya vaksin dan obat Covid-19, masih ditunggu perekonomian kembali normal, agar ponsel bergairah kembali,” katanya.
Ketua Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI), Ali Soebroto pun sepakat bahwa di kuartal III/2020 masih jauh dari kata pulih. Pasalnya, hampir penuhnya kapasitas mesin CEIR (Centralized Equipment Identity Register) telah menghambat produksi dari vendor di Tanah Air.
“Kondisi [pasar ponsel] bertambah parah. IMEI yang macet sudah hampir 1 bulan ini membuat asosiasi belum bisa membahas penjualan,” ujarnya.
Sekedar catatan, menurut laporan Counterpoint per 28 Oktober 2020, pasar ponsel pintar global berangsur sehat di kuartal III/2020 dengan pertumbuhan hingga 32 persen dengan 366 juta unit ponsel yang dikapalkan sepanjang Juli—September 2020.
Ali membenarkan bahwa seharusnya dengan pulihnya pasar ponsel pintar global akan memberikan dampak positif dan signifikan di pasar Tanah Air.
“Memang, harusnya lebih bagus karena pasar di Indonesia dari sisi pasar sangat baik, kita negara terbesar keempat, tetapi IMEI menghentikan produksi beberapa vendor. Kami tidak bisa berbuat banyak, hanya bisa menunggu IMEI ini segera usai permasalahannya,” katanya.
Pendiri dan pemerhati gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian menilai bahwa masih ada optimisme dari pasar untuk menggenjot akhir tahun sebagai momentum untuk memulihkan pasar kembali.
Hal ini dilakukan dengan menghadirkan ragam ponsel pintar tipe baru, yang berfokus pada pasar secara massal, yaitu di seri menengah dan bawah.
“Banyak promo akhir tahun untuk versi flagship [juga jadi strategi]. Di kala daya beli akibat pandemi mulai melemah, tetapi permintaan akan budget phone dan mid meningkat, strategi para vendor sebaiknya fokus pada produk tipe ini untuk meningkatkan market share,” katanya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pertumbuhan ponsel pun hanya bisa menginjak angka 2 persen di kuartal III/2020. Sebaliknya, promo akhir tahun akan membantu peningkatan penjualan hingga 2—3 persen (yoy).