Pengguna Game Butuh Edukasi Kesehatan

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Jumat, 2 Oktober 2020 | 20:07 WIB
Warga bermain game online di Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Kamis (3/1/2019). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan kecanduan game digital sebagai penyakit gangguan mental, masuk kedalam daftar Disorders due to addictive behavior atau penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan./ANTARA-Rahmad
Warga bermain game online di Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Kamis (3/1/2019). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan kecanduan game digital sebagai penyakit gangguan mental, masuk kedalam daftar Disorders due to addictive behavior atau penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan./ANTARA-Rahmad
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi virus corona mendorong penetrasi kenaikan pengguna akses internet untuk game, juga harus mendorong edukasi kepada pemain tentang pentingnya melakukan protokol kesehatan.

Wijaya Nugroho, Business Development, Esports Manager mengatakan industri gim di Indonesia akan terus tumbuh dan berkembang. Misalnya saja berdasarkan survey dari newzoo industri gim di dunia bukan hanya di Indonesia akan terus berkembang dan bertumbuh double digit setiap tahun secara konsisten dari tahun ke tahun.

Terkait pandemi Covid-19, dampak terhadap industri gim justru memberi dampak positif. Pasalnya, gim telah direkomendasikan juga oleh WHO yang mana gim menjadi salah satu media hiburan yang bisa dicoba ketika harus stay home.

"Dan ini tentunya memberi edukasi juga kepada orang yang tadinya awam bahwa gim mempunya sisi positif yang banyak sekali," ujar Wijaya Nugroho kepada Bisnis, Jumat (2/10/2020).

Seiring dengan prospek bisnis gim, Wijaya berharap agar pemerintah bisa memberi dukungan dan juga membantu mengendorse dan membantu edukasi tentang hal positif yang bisa didapatkan dari gim.

"Sehingga untuk orang-orang yang tadinya awam dan menganggap gim ini suatu hal yang tabu bisa lebih terbuka dan mengetahui sisi sisi positif gim," sambungnya.

Wijaya juga menyoroti pentingnya peran pemerintah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM), modal, dan infrastruktur yang memadai bagi industri gim.

Salah satu yang paling dibutuhkan saat ini kata Wijaya adalah infrastruktur. Pasalnya, Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan banyak kota serta kabupaten menjadi tantangan tersendiri untuk pemerintah dan pelaku usaha dalam mengembangkan bisnis dan menjangkau konsumen.

"Infrastruktur menjadi peran penting di dunia digital sekarang, misalnya saja sekarang banyak orang memakai video call, konferensi, meeting online, bagaimana jika internet tidak stabil? Tentunya akan mengurangi kenyamanan dan juga akan kurang maksimal bagi pengguna," ungkap Wijaya.

Saat ini pihaknya menjamin masih akan terus memberikan pelayanan yang terbaik untuk seluruh users. Perusahaan juga akan terus mengembangkan dan memberikan kejutan kejutan untuk para penggemar.

Sebelumnya, ekonom INDEF, Bhima Yudhistira, modal bagi pengembangan industri gim yang krusial terletak pada kebutuhan untuk kerjasama modal ventura global dengan pemain start-up game lokal. 

Dia menilai pemerintah Indonesia sebenarnya bisa memfasilitasi kerjasama untuk pengembangan gim lokal. Mekanisme yang dikerjakan pun tidak jauh berbeda dengan bisnis belanja-el, apalagi potensi pasar gim lokal juga menarik bagi investasi dalam dan luar negeri. 

"Mungkin perlu ada semacam investment summit yang mempertemukan investor dengan developer game lokal," ujar Bhima saat dihubungi Bisnis.

Sementara itu industri gim juga masih terlilit masalah SDM alias talent. Oleh sebab itu kunci menghadapi tantangan ini adalah dengan menyiapkan perguruan tinggi sampai akademi khusus membuka jurusan gim. 

Jauh sebelumnya sejumlah perguruan tinggi di dunia sudah ramai membuka jurusan multimedia. Namun jurusan itu justru terlalu umum. Padahal berkaca dari China dan Jepang, beberapa akademi gim dibangun khusus untuk mempersiapkan SDN yang skillnya dibutuhkan oleh ekosistem gim. Misalnya saja UX designer, developer apps, sampai financial analyst khusus industri gim.

Oleh sebab itu Bhima menilai, pemerintah dan BUMN juga perlu memperbanyak infrastruktur berupa bootcamp dan pelatihan SDM gim. Penguatan infrastruktur dinilai sangat penting mengingat setiap bulan, gim selalu memiliki inovasi dan kreativitas baru.

Oleh sebab itu, jika tanpa perlindungan paten maka tidak ada insentif bagi pengembang gim lokal dalam menciptakan game baru karena khawatir dicontek atau dijiplak oleh pesaing.

Dia menyarankan agar infrastruktur yang diberikan bukan sekedar akses internet dan bandwith, tetapi yang lebih penting adalah ekosistem secara keseluruhan. 

Misalnya saja untuk infrastruktur keuangannya tersedia porsi kredit khusus bagi pengembang ataupun aplikasi gim dari bank BUMN. Kemudian pentingnya percepatan infrastruktur hukum termasuk pengajuan paten atas gim. 

"Hal ini jadi keluhan klasik developer game dimana pendaftaran paten prosesnya cukup lama di Indonesia, sementara di industri gim rentan jadi korban pembajakan," ungkapnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper