Edutech Tuai Dampak Positif Belajar Dari Rumah

Akbar Evandio
Selasa, 29 September 2020 | 20:07 WIB
Guru memberikan materi saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kepada siswa baru secara daring di SMA Negeri 8 Jakarta, Senin (13/7/2020). Kegiatan MPLS dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di sekolah tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Guru memberikan materi saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kepada siswa baru secara daring di SMA Negeri 8 Jakarta, Senin (13/7/2020). Kegiatan MPLS dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di sekolah tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan berbasis edukasi teknologi (Edutech) merasakan dampak positif akan aktivitas belajar di rumah yang memiliki potensi menjanjikan dalam pengembangan bisnisnya.

Rohan Monga, Chief Executive Officer Zenius mengatakan bahwa peluang bisnis yang dimiliki oleh setiap perusahaan edutech, terutama Zenius, tidak lepas dari fungsi utamanya untuk menjadi pendukung dari sistem pendidikan Indonesia dengan cara baru dalam penyampaian pembelajaran. 

“Sejak Juli 2019 hingga akhir kuartal II/2020, kami mengalami peningkatan jumlah pengguna aktif bulanan sebanyak 12 kali lipat. Saat ini, sudah terdapat 30 juta siswa di Indonesia yang sudah terjangkau ponsel pintar dan internet, dan target Zenius adalah untuk menggaet mereka dan juga mendukung upaya pemerintah untuk terus meningkatkan penetrasi smartphone dan internet,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (29/9/2020).

Lebih lanjut, Rohan menjelaskan bahwa karena pandemi, para pelajar di Indonesia terpaksa harus belajar secara daring di rumah masing-masing. Di satu sisi, ini memang membuat minat terhadap industri edutech meningkat.

Namun, dia mengatakan bahwa perusahaan merasa bertanggung jawab untuk memastikan seluruh pelajar di Indonesia mendapatkan akses terhadap pendidikan berkualitas dengan teknologi.

“Inilah mengapa kami memutuskan untuk meneruskan program bebas akses bebas biaya untuk semua pelajar dan pembelajar di Indonesia pada awal pandemi saat itu, dan bahkan sampai hari ini pun kami masih membuka akses terhadap video konsep dan latihan soal Zenius secara gratis,” ujarnya.

Menurutnya, dari sejak pandemi dimulai sampai saat ini, Zenius terus berusaha mencari cara dan berinovasi untuk membuat kegiatan pembelajaran jarak jauh bisa lebih berarti dan memahami apa saja tantangan yang dihadapi dari belajar dengan menatap layar dibandingkan secara langsung di dalam kelas.

“Kami adalah yang pertama dalam membuat sesi belajar betul-betul live dan interaktif, dan kami juga terus melibatkan orang tua dan guru untuk membantu mereka melewati pandemi ini semaksimal yang kami bisa,” ujarnya.

Adapun Rohan mengatakan bahwa strategi yang dilakukan perusahaan pada awal tahun ajaran 2020/2021, ialah meluncurkan Zenius Ultima dan Optima.

Dia mengatakan bahwa kedua layanan ini akan memberikan pengalaman selayaknya belajar di kelas karena menghadirkan konsep belajar yang lebih mudah dipahami dan dilakukan benar-benar secara langsung dan interaktif oleh tutor-tutor senior Zenius.

Tidak mau kalah, Pendiri dan Direktur Produk dan Kerja Sama Ruangguru, Iman Usman mengatakan bahwa perusahaannya tidak hanya berfokus pada proses belajar siswa, tetapi juga para guru.

“Ruangguru juga ingin memberdayakan para guru dalam melakukan pembelajaran digital, sehingga kami mempelopori Pelatihan Guru Online - Gratis yang telah diakses oleh lebih dari 100.000 guru,” ujarnya.

Pada awal Maret 2020, dia mengatakan bahwa strategi yang dipilih oleh perusahaan adalah meluncurkan Sekolah Online Ruangguru (SORG) yang menawarkan kepada siswa di seluruh nusantara akses gratis ke kelas langsung pada semua mata pelajaran sekolah Kelas 1 hingga Kelas 12.

Dia mengatakan bahwa sejak diluncurkan SORG Gratis sudah lebih dari 7,5 juta pelajar memanfaatkan layanan tersebut.

“Berdasarkan survei kami, secara rata-rata, 9 dari 10 pengguna kami juga menunjukkan bahwa mereka dapat belajar lebih baik setelah mengikuti Sekolah Online Ruangguru Gratis,” ujarnya.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan bahwa pertumbuhan startup edutech sudah terjadi secara langsung, dan juga banyak didukung oleh program pemerintah yang mewajibkan akses secara daring khususnya pada masa pandemi sekarang ini.

Ke depan, dia mengatakan bahwa inovasi perlu dilakukan bukan hanya pada metode pengajaran terkait penggunaan Zoom, Google Meet namun juga konten yang bisa di akses secara digital dan administrasi sekolah yang disesuaikan untuk operasional secara daring juga.

“Khusus bagi startup edutech lokal, perlu strategi ceruk segmen yang tepat di rantai nilai sektor edukasi ini agar tidak "head-to-head" dengan perangkat yang sudah ada dari provider besar seperti Google dan Zoom,” ujarnya.

Menurutnya, hal ini karena Google dan Zoom memiliki market share dan solusi yang lengkap di layanan video call, sehingga baik bagi edutech untuk membuat solusi yang melengkapi seputar kebutuhan pengguna.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper