Bisnis.com, JAKARTA – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) disarankan untuk segera membangun jaringan pengalur (backhaul) agar kapasitas Palapa Ring terisi dan laku.
Direktur Eksekutif Information and Communication Technology ICT Institute Heru Sutadi menilai alasan utama operator seluler enggan menggunakan layanan SKKL Palapa Ring karena jaringan tulang punggung Palapa Ring terputus dengan jaringan pengalur (backhaul).
Alhasil, jika menggunakan Palapa Ring operator harus membangun lagi infrastruktur jaringan backhaul agar dapat masuk ke pemukiman atau pedesaan terdekat.
“Saya tidak melihat akan ada kebutuhan yang meningkat tajam terhadap Palapa Ring sebelum persoalan jaringan backhaul dan akses terselesaikan. Kalau ada peningkatan kemungkinan tidak besar,” kata Heru kepada Bisnis.com, Kamis (13/8/2020).
Heru mengusulkan selain membangun jaringan backhaul, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) juga perlu menghitung ulang tarif penggunaan jaringan Palapa Ring agar operator tertarik menggunakannya dan segera bangun backhaul di wilayah 3T.
Sesuai dengan apa yang disampaikan Presiden Jokowi bahwa, kata Heru, Bakti dan Kemenkominfo harus mencari solusi agar semua desa terhubung dengan internet cepat dalam tempo sesingkat-singkatnya.
“Tanggalkan jas dan dasi, segera turun ke lapangan cari solusi,” kata Heru.
Sekadar catatan, SKKL Palapa Ring terbagi atas tiga proyek. Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Tengah telah selesai konstruksi pada t 2018, dan mulai komersialisasi pada 2018. Sejak komersialisasi Palapa Ring Barat telah terutilisasi sebesar 33 persen. Adapun Palapa Ring Tengah mulai komersialisasi 2019 dan telah terutilisasi sebesar 15 persen.
Sementara itu, Palapa Ring Timur beroperasi mulai 2019. Utilisasi Palapa Ring Timur saat ini sudah mencapai 14,3 persen di jaringan serat optik, dan 42,7 persen okupansi jaringan microwave.