Pertumbuhan Sektor Telekomunikasi Diramal Terus Menanjak

Dhiany Nadya Utami
Kamis, 13 Agustus 2020 | 12:23 WIB
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Sektor telekomunikasi diproyeksi bakal memiliki kinerja yang cenderung stabil hingga akhir tahun ini. Bahkan, pertumbuhannya diramal kian melesat tahun depan.

Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun mengatakan pendapatan rata-rata per pengguna (average revenue per user/ARPU) emiten telekomunikasi di Indonesia bakal tetap bertumbuh di tahun ini meski tipis.

Pasalnya, dia menilai monetitasi data yang diperkirakan akan mulai berlaku di tahun ini kemungkinan bakal mundur hingga 2021 mendatang seiring daya beli masyarakat yang tertekan akibat pandemi. 

“Di sisi lain, potensi perang harga di tahun ini hampir tak ada. Dengan segala pertimbangan itu kami memperkirakan ARPU perusahaan-perusahaan telekomunikasi akan tumbuh sekitar 0,2—3 persen di tahun ini,” jelasnya dalam publikasi riset yang dikutip Bisnis, Kamis  (13/8/2020)

Adapun, untuk 2021 mendatang, Lee memproyeksikan ARPU perusahaan telko dapat tumbuh jauh lebih pesat, yakni sekitar 6—12 persen. Hal ini disokong oleh potensi pertumbuhan lalu lintas (traffic) data yang terus menanjak.

Lee menuturkan, pandemi Covid-19 telah membuat pola masyarakat dalam mengakses internet berubah, yang mana pembatasan sosial telah mengubah cara berkomunikasi, mendapatkan hiburan, serta belajar dan bekerja.

“Semua melibatkan layanan streaming, sosial media, video chat, video games, yang semua menggunakan data,” ujar Lee.

Lebih lanjut dia memprediksi pola ini akan terus berlanjut meski pandemi telah berlalu. Lee mencontohkan bagaimana traffic data untuk layanan video games tetap menunjukkan grafik naik meski pembatasan sosial telah dilonggarkan.

“Secara keseluruhan, kami menilai amplifikasi penggunaan video chat, game, layanan streaming dan sejenisnya akan terus meningkatkan traffic data dan ujungnya akan menyokong pertumbuhan ARPU di 2021 nanti,” tuturnya.

Selain itu, dia juga memprediksi akan ada penambahan pengguna seluler baru yang datang dari peralihan pengguna feature phone ke smartphone, seiring dengan meningkatnya kegiatan yang melibatkan internet.

Lee menyebut ini akan membuat pertumbuhan rata-rata tahunan (compound annual growth rate/CAGR) pada 2019—2021 meningkat hingga 14 persen.

Untuk itu, sekuritas mempertahankan status “overweight” untuk saham-saham telekomunikasi karena bisnis sektor ini dianggap akan tetap stabil dan tumbuh secara bertahap pada 2020—2021.

“Perkiraan baru kami menunjukkan ROE 7,7 ~ 18,5 persen untuk operator telekomunikasi—kecuali ISAT—pada tahun 2020 dengan pertumbuhan EBITDA -0,1 ~ 5,0 persen dan marjin 37,7 ~ 48,9 persen,” jelasnya.

Adapun top picks atau pilihan utama Mirae Asset Sekuritas untuk di antara saham-saham telekomunikasi jatuh pada saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau TLKM dengan rekomendasi “beli” dengan target harga Rp4.960 per saham.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper