Industri Satelit, Mastel: Pendanaan Jadi Tantangan Terberat

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 11 Agustus 2020 | 21:17 WIB
Ilustrasi satelit komunikasi/Wikimedia Commons
Ilustrasi satelit komunikasi/Wikimedia Commons
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pendanaan menjadi tantangan terberat di industri satelit. Rumitnya bisnis satelit dan bermodal besar, membuat banyak perusahaan global berpikir ulang untuk bermain di sektor ini.

Dewan Pengawas Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Kanaka Hidayat mengatakan tantangan terberat di industri satelit adalah memperoleh pembiayaan. Tidak banyak perusahaan di dunia yang mau memberikan pendanaan untuk satelit.

Kanaka berpendapat bahwa alasan perusahaan pembiayaan untuk satelit sedikit karena bisnis satelit merupakan bisnis khusus dengan biaya modal besar dan bersifat panjang. Sedangkan sejumlah investor di telekomunikasi mengharapkan imbal hasil dalam waktu cepat.

Alhasil, sambungnya, investor telekomunikasi lebih tertarik untuk menginvestasikan dana mereka pada penggelaran serat optik ataupun menara.

“Tantangan terbesar pendanaan karena banyak pemain pemberi biaya yang tidak paham karakteristik bisnis satelit. Contohnya Indosat, Qatar daripada menaruh biaya di satelit, lebih baik BTS karena besoknya langsung dapat pendapatan. BTS juga bisa investasi ‘kecil’ sedangkan satelit harus besar,” kata Kanaka kepada Bisnis.com, Selasa (11/8/2020).

Adapun mengenai proses pemenuhan pembiayaan satelit Satria yang molor, Kanaka memaklumi hal tersebut. Menurutnya, banyak perusahaan pendanaan global yang tertekan akibat pandemi Covid-19.

Kanaka menambahkan untuk mendapatkan pendanaan alternatif pun bukanlah hal yang mudah, Pasalnya jumlah perusahaan penyalur dana untuk bisnis satelit sangat sedikit.

Kesepakatan pendanaan biasanya juga harus terjalin melalui pembicaraan yang panjang. Perusahaan pembiaya proyek satelit harus benar-benar yakin dengan dana yang mereka investasikan.

Dia mengatakan dalam kondisi pandemi Covid-19, kebutuhan akan satelit seharusnya meningkat karena masyarakat butuh layanan data. Berkaca pada Amerika, bisnis satelit di sana mengalami pertumbuhan meskipun penggelaran jaringan serat optik juga sudah luas.

“Di Amerika yang sudah maju dengan penggunaan serat optik dan teresterial, bisnis satelit melesat penggunaannya. Masalahnya kapasitas di atas kita terbatas, jadi harus meluncur,” kata Kanaka.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper