Bisnis.com, JAKARTA- Penelitian CSIS menyatakan layanan Grab memberikan kontribusi sebesar Rp77,4 triliun bagi perekonomian Indonesia.
Yose Rizal Damuri, Kepala Departemen Ekonomi, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menjelaskan bahwa pada Januari 2020, pihaknya dan Tenggara Strategics melakukan penelitian di 12 kota. Para responden menyatakan bahwa perekonomian pekerja lepas (gig worker) dengan dukungan teknologi Grab mampu memperkuat daya tahan dan daya lenting ekonomi Indonesia.
“Para mitra GrabBike, GrabCar, GrabFood, dan agen GrabKios menyatakan Grab tidak hanya menyediakan kesempatan kerja yang lebih baik bagi pekerja informal yang berjumlah 56,5% dari angkatan kerja tapi juga mendorong pertumbuhan UMKM serta menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak, bahkan di luar platform Grab,” ujarnya, Jumat (26/6/2020).
Kemudian, secara keseluruhan para pekerja lepas yang bermitra dengan Grab berkontribusi sebesar Rp77,4 triliun bagi perekonomian Indonesia pada 2019, atau meningkat 58,3% dari Rp48,9 triliun di 2018. Mitra Grab yang disurvei juga melaporkan adanya peningkatan signifikan pada kualitas hidup mereka setelah bergabung dengan Grab.
“Sektor gig economy melalui platform digital seperti Grab memiliki peran penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi negara secara lebih luas. Studi kami juga menunjukkan bahwa selain memberikan pekerja informal kesempatan pendapatan yang lebih baik, pertumbuhan pada platform Grab juga menciptakan lebih banyak kesempatan ekonomi dalam ekosistem Grab dan juga dapat menciptakan lebih banyak pekerjaan di luar ekosistem,” Yose.
Sebagai contoh, pihaknya menemukan bahwa GrabFood telah membantu merchant dalam mendirikan bisnis baru dan mempekerjakan lebih banyak karyawan saat bisnis mereka bertumbuh. Gig work melalui platform Grab, lanjut Yose, telah meningkatkan kualitas hidup pekerja sektor informal dan meningkatkan inklusi keuangan mereka. Hal ini, merupakan faktor penting yang akan berkontribusi pada kemajuan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.
Studi ini juga menemukan fakta bahwa kontribusi mitra merchant GrabFood terhadap perekonomian Indonesia melonjak sebesar 79% ke Rp37,3 triliun selama 2019 dari Rp20,8 triliun pada 2018 yang membuat layanan ini sebagai kontributor ekonomi terbesar sejak tahun lalu.
Seiring itu, kontribusi mitra pengemudi GrabBike tumbuh 67% ke Rp26,2 triliun dari Rp15,6 triliun; kontribusi mitra GrabCar tumbuh 11% ke Rp10,8 triliun dari Rp9,7 triliun; dan kontribusi mitra GrabKios meningkat sebesar 17% ke Rp 3,1 triliun dari Rp2,7 triliun.
Dalam survei itu, dilakukan pula pengukuran dari skala 10-poin untuk enam dimensi kesejahteraan, yakni sosial, psikologis, ekonomi, lingkungan, spiritual, dan fisik, mitra Grab di seluruh layanan secara umum menunjukkan adanya peningkatan kualitas hidup sebesar 13% setelah bergabung dengan Grab. Perinciannya, mitra pengemudi GrabBike melaporkan peningkatan paling tinggi pada kualitas hidupnya sebesar 21%, dari skala 6,3 ke 7,6. Sedangkan mitra merchant GrabFood melaporkan nilai kualitas hidup paling tinggi setelah bergabung dengan Grab yakni 8,0.
Tidak hanya itu, survei pun menunjukkan bahwa dengan menjadi bagian dari ekosistem Grab juga meningkatkan akses mitra kepada layanan jasa keuangan. Setidaknya 19% dari mitra pengemudi GrabBike dan 12% dari mitra pengemudi GrabCar membuka rekening tabungan pertama mereka ketika bergabung dengan Grab. Lebih penting lagi, kesempatan pemasukan yang ditawarkan Grab telah memungkinkan lebih banyak mitra untuk menabung secara rutin.
Lalu, sebanyak 75% mitra pengemudi GrabBike dan 69% mitra pengemudi GrabCar sekarang rutin menabung di bank dengan rata-rata tabungan masing-masing di kisaran Rp890.000 hingga Rp1,4 juta. Sebagai tambahan, 46% dari mitra pengemudi GrabBike, 34% mitra pengemudi GrabCar, dan 50% mitra merchant GrabFood mengatakan bahwa mereka dapat meminjam uang dengan lebih mudah setelah bergabung dengan Grab, karena penyedia jasa keuangan lebih mempercayai mereka.
“Hal ini memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pinjaman agar dapat mengembangkan bisnisnya atau berinvestasi pada motor atau mobil baru,” jelas Yose.
Riyadi Suparno, Direktur Eksekutif Tenggara Strategics mengatakan Indonesia kini tengah beradaptasi dengan protokol normal baru yang membuat masyarakat lebih bergantung pada ekosistem layanan digital. GrabFood dan GrabKios, tuturnya, dapat membantu UMKM beradaptasi dan tumbuh di tengah realita baru ini dengan memanfaatkan digitalisasi yang ditawarkan, sedangkan layanan GrabBike dan GrabCar dapat mempermudah distribusi barang dan memungkinkan jutaan orang dapat tetap berpenghasilan selama masa sulit.
Yose Rizal Damuri menambahkan, Rp77,4 triliun tersebut merupakan kontribusi yang diterima oleh para mitra. Di sisi lain, ada banyak kontribusi yang dialami oleh konsumen namun belum dihitung oleh pihaknya sehingga dia memperkirakan kontribusi total Grab terhadap perekonomian bisa mencapai lebih dari Rp100 triliun.
“Dengan melihat kontribusi ini, Pemerintah harus berikan ruang lebih luas bagi perkembangan bisnis yang berbasis digital. Jangan belum apa-apa sudah merasa terlalu curiga dan membatasi gerak dari para pebisnis digital. Perlu difasilitasi platform digital,” pungkasnya.