Serangan Malware Konten Porno ke Ponsel Meningkat Tajam

Akbar Evandio
Rabu, 17 Juni 2020 | 14:01 WIB
Pengunjung berada di gerai ponsel pintar di sebuah pusat perbelanjaan, di Jakarta, Rabu (20/6/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung berada di gerai ponsel pintar di sebuah pusat perbelanjaan, di Jakarta, Rabu (20/6/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan keamanan global, Kaspersky menemukan bahwa jumlah pengguna ponsel yang diserang oleh konten pornografi tumbuh dua kali lipat pada 2019, mencapai 42.973 pengguna dibandingkan dengan 19.699 pengguna pada 2018.

Peneliti keamanan di Kaspersky Dmitry Galov mengatakan bahwa platform konten dewasa mengalami peningkatan arus pengunjung, yang mana konten tersebut menjadi salah satu cara yang paling mencolok dari para pelaku kejahatan siber untuk menginfeksi perangkat.

“Selain itu, karena sifatnya yang agak sensitif dan keinginan di antara pengguna untuk menjaga pengalaman menjelajah hal tersebut tetap pribadi, pornografi tetap menarik bagi para pelaku kejahatan siber. Sementara, pelaku kejahatan terus memperbaharui berbagai skema yang melibatkan phishing, spam dan bahkan berbagai ransomware yang terkait porno,” jelasnya lewat siaran persnya, Rabu, (16/6/2020).

Dia menjelaskan untuk mempelajari lebih lanjut mengenai ancaman seluler terkait dengan konten dewasa, pihaknya memeriksa seluruh file yang disamarkan sebagai video porno, atau paket instalasi terkait konten dewasa untuk Android dan menjalankan 200 tag porno populer terhadap basis data ini.

“Analisis menunjukkan hasil untuk 105 tag pada 2018 dan 99 tag pada 2019, menunjukkan bahwa tidak semua konten porno digunakan oleh para pelaku kejahatan siber untuk menargetkan korban mereka. Analisis tambahan menunjukkan bahwa konten yang dinilai sebagai kekerasan jarang digunakan untuk menyebarkan malware,” terangnya.

Meskipun pada tahun 2019 lebih sedikit tag digunakan untuk menyebarkan ancaman yang disamarkan sebagai porno, jumlah pengguna yang diserang oleh ancaman seluler terkait pornografi dan aplikasi tidak diinginkan justru mengalami peningkatan berlipat ganda..

“Menariknya, tren berlawanan terlihat untuk ancaman PC, yang turun hampir 40 persen. Perangkat lunak iklan, yang digunakan untuk mengarahkan pengguna ke halaman iklan tidak diinginkan, tetap menjadi ancaman seluler paling menonjol baik dalam variasi maupun jumlah pengguna,” jelasnya.

Menurutnya, pelaku kejahatan siber berupaya untuk lebih fleksibel dalam memilih jenis malware yang akan didistribusikan, dengan hampir dua dari lima pengguna yang diserang oleh ancaman PC terkait pornografi, terkena Trojan-Downloader (39,6 persen). Hal ini memungkinkan aktor ancaman untuk kemudian menginstal jenis malware lain.

Walaupun jumlah pengguna yang diserang oleh malware pemburu kredensial yang memberikan akses menuju situs-situs pornografi telah menurun, tetapi jumlah serangan malware terus meningkat. Data Kaspersky menyebutkan, serangan malware tersebut naik 37 persen dari 2018 hingga 2019 dan mencapai 1.169.153 serangan pada 2019.

“Ini menunjukkan kegigihan botnet dalam melakukan serangan kepada pengguna yang sama. Ini menunjukkan fenomena yang sangat berbeda dengan 2018.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper