Falcon 9 dan Electron Kompak Mengangkasa

Lukas Hendra TM
Minggu, 14 Juni 2020 | 12:32 WIB
Electron/rocketlabs
Electron/rocketlabs
Bagikan

Bisnis.com, MANADO - Roket Falcon 9 besutan SpaceX dan Electron besutan RocketLab kompak mengangkasa pada Sabtu (13/6/2020). Misi Smallsat Rideshare pertama dan Don’t Stop Me Now sukses.

Dalam laman resminya, SpaceX mengungkapkan pada Sabtu 13 Juni pukul 5.21 EDT atau 16.21 WIB sukses meluncurkan misi kesembilan Starlink yang membawa 58 satelit Starlink dan 3 satelit SkySat milik Planet Labs Inc.

“Misi ini menandai peluncuran SmallSat Rideshare Program pertama SpaceX,” tulis SpaceX, dikutip Minggu (14/6/2020).

Pada peluncuran kali ini, Space X menggunakan roket Falcon 9 yang digunakan pada misi Dragon ke-19 dan ke-20 menuju Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Seperti biasanya, Falcon 9 kembali mendarat di kapal drone Of Course I Still Love You yang disiapkan di Samudra Atlantik.

Smallsat Rideshare Program merupakan misi dengan biaya sekitar US$1 juta. Konsumen yang ikut dalam program peluncuran bersama ini bisa memesan konfigurasi payload seluas 15 inci dan 24 inci. Untuk kendaraan luar angkasa yang cukup besar juga tersedia konfigurasi payload seluas 50 inci yang terletak di bagian paling atas payload tersebut. Untuk ukuran 15 inci, batas maksimum yang bisa diangkut adalah 454 kilogram, sedangkan untuk ukuran 24 inci batas maksimum mencapai 830 kilogram.

Adapun, Planet Labs merupakan perusahaan swasta yang melakukan pencitraan bumi yang berbasis di San Francisco, California AS. Tujuan mereka adalah untuk memotret keseluruhan Bumi setiap hari untuk memantau perubahan dan menunjukkan tren.

Pada 31 Oktober 2017, Planet meluncurkan enam satelit SkySat 8 hingga 13 dan empat satelit Dove dari Vandenberg Air Force Base di California. Ini merupakan peluncuran SkySat pertama. Sebelumnya, pada 14 Juli 2017, Planet meluncurkan 48 satelit Dove dengan roket Soyuz.

Pada peluncuran kali ini, Planet Labs meluncurkan satelit SkySat 16, SkySat 17 dan SkySat 18. Pada 13 Mei 2020, Planet mengumumkan untuk meluncurkan enam satelit SkySat 16 hingga 21 ke orbit rendah bumi pada musim panas ini, dimana 15 satelit SkySat saat ini beroperasi.

Falcon 9 dan Electron Kompak Mengangkasa

Dalam pengumumum tersebut, Planet mengungkapkan bahwa keenam SkySat itu akan diluncurkan dua tahap menggunakan Falcon-9. Tahap pertama yakni SkySat 16-18 yang ditargetkan meluncur pada Juni. Sementara, SkySat 19-21 akan menyusul. Kedua peluncuran akan dilakukan dari Cape Canaveral, Florida, AS.

ELECTRON

Setelah sempat ditunda karena kendala angin yang kencang di Semenanjung Wahia, Selandia Baru, Rocket Labs akhirnya meluncurkan roket Electron ke angkasa pada misi Don’t Stop Me Now.

Electron diluncurkan pada Sabtu 13 Juni 2020 pukul 5.12 UTC atau 12.12 WIB pada misi Don’t Stop Me Now dari kompleks peluncuran Rocket Lab 1 Onenui Station yang berada di Semenanjung Mahia, Selandia Baru.

“Misi hari menandai peluncuran ke-12 Electron,” tulis RocketLabs pada akun twitter mereka.

Don't Stop Me Now adalah misi penerbangan bersama yang membawa banyak satelit ke orbit untuk tiga pelanggan berbeda. Ada tiga muatan berbeda yang dibangun untuk National Reconnaissance Office (NRO) AS, badan yang bertanggung jawab atas pengintaian berbasis-ruang Bumi. Ini adalah peluncuran NRO kedua oleh Rocket Lab, yang pertama adalah peluncuran NROL-151 pada bulan Januari.

"Ini adalah peluncuran ke-2 di bawah kendaraan kontrak Akuisisi Cepat Rocket Kecil (RASR) NRO, yang memungkinkan eksplorasi peluang peluncuran baru melalui pendekatan komersial yang ramping," tulis para pejabat NRO di Twitter.

Don't Stop Me Now juga meluncurkan ANDESITE (Ad-Hoc Network Demonstration for Extended Satellite-Based Inquiry and Other Team Endeavors) untuk inisiatif peluncuran CubeSat NASA.

Menurut deskripsi Rocket Lab, ANDESITE adalah satelit kecil yang dibangun oleh siswa di Universitas Boston untuk mempelajari medan magnet Bumi.

Payload ketiga adalah satelit M2 Pathfinder yang juga naik ke orbit pada misi "Don't Stop Me Now." Payload tersebut adalah kolaborasi antara Universitas New South Wales Australia, Canberra Space dan pemerintah Australia.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper