Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia sudah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar di beberapa daerah yang padat penduduk. Namun, angka yang terinfeksi masih meningkat. Masih banyaknya masyarakat yang tidak mematuhi peraturan PSBB dinilai sebagai salah satu penyebab.
Menanggapi hal tersebut, Managing Director Qasa Strategic Consulting Joko Wiyono berharap generasi milenial Indonesia punya peran penting agar Covid-19 tidak semakin meluas. Caranya, ujar Joko, dengan menyebarluaskan kegiatan mereka seluas-luasnya sebagai dukungan ikut mencegah merebaknya virus tersebut.
Kaum milenial tentu juga ikut menghindari budaya nongkrong di tempat keramaian, menjaga jarak, tidak melakukan kontak fisik ketika bertemu atau berkenalan, menggunakan masker ketika keluar rumah.
Selain itu, rajin mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik, mengkonsumsi makanan bergizi dan multivitamin, serta rajin berolahraga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Yang terpenting, jika tidak ada urusan mendesak untuk keluar rumah, lebih baik berdiam diri dengan tetap #DirumahAja.
"Kegiatan milenial di atas dapat disebarkan ke semua orang melalui media sosial. Misalnya, setiap milenial melakukan anjuran tersebut dan mem-posting kegiatannya di media sosial yang disaksikan ratusan bahkan ribuan orang," kata Joko, Kamis (30/4/2020).
Menurut Joko aktivitas itu terlihat sepele tetapi dapat memberikan influence kepada orang lain untuk melakukan hal yang sama. Terutama, lanjut Joko, dilihat dari banyaknya milenial yang saat ini memiliki berbagai macam platform media sosial dan berprofesi sebagai influencer.
Hal itu, ujarnya, secara tidak langsung akan membantu pemerintah menyalurkan informasi-informasi dalam mencegah penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.
Milenial dikenal dengan kreativitas yang tinggi, bersikap optimistis, dan memiliki kemampuan adaptif (fleksibel), sehingga mereka dapat mengambil peran penting di tengah ancaman Covid-19.
Joko yang memimpin perusahaan konsultan standar internasional yang berkecimpung di dunia riset dan konsultasi strategis, berpendapat bahwa generasi milenial sangat akrab dengan penggunaan teknologi.
Mereka bisa berjam-jam menggunakan perangkat teknologi seperti handphone ataupun laptop setiap harinya.
Menurut Joko di tengah penerapan kebijakan PSBB sekarang ini, teknologi sangat berperan untuk melancarkan aktivitas sehari-hari baik bagi anak sekolah, mahasiswa, UMKM, maupun pekerja kantoran yang melakukan Work From Home (WFH).
Demi melancarkan kegiatan selama PSBB ini, Joko mengungkapkan beberapa tip yang dapat dilakukan untuk menjaga produktivitas para milennial.
Pertama, tetap biasakan belajar atau bekerja seperti di sekolah atau di kantor dengan menggunakan meja dan kursi, bukan di tempat tidur atau sofa yang hanya akan membuat malas.
Kedua, tetap disiplin, buatlah list pekerjaan atau tugas yang harus diselesaikan sehingga tetap selesai tepat waktu.
Ketiga, komunikasi dan koordinasi dengan teman, guru, dosen pembimbing, atau rekan sekantor harus tetap dijaga. Harus dipastikan penggunaan perangkat dan jaringan internet yang cepat dan stabil untuk mendukung komunikasi berjalan lancar.
Joko membenarkan, seluruh aktivitas milenial di saat pelaksanaan PSBB harus didukung layanan internet yang cepat dan stabil. Untuk memenuhi kebutuhan informasi, hiburan, keperluan sehari-hari bahkan mencari nafkah dengan berbisnis pun semua tersedia di dunia maya.
“Selama pandemi, cara komunikasi digital yang paling populer ialah dengan memanfaatkan media sosial. Hal ini berdampak pada perilaku masyarakat dalam membelanjakan uang dan memenuhi kebutuhan dasarnya. Intensitas belanja online pun semakin meningkat, terutama untuk kaum millenial. Oleh sebab itu, perusahaan harus tetap sedekat mungkin dengan konsumen mereka sehingga perusahaan membutuhkan suatu strategi adaptive yang mampu mengantisipasi skenario yang lebih buruk, salah satu program pemasaran taktis adalah melalui komunikasi digital,” ungkap Joko.
Media sosial sebagai saluran utama pemasaran untuk mempromosikan produk maupun layanan diperkirakan akan mempertahankan popularitasnya hingga pandemi berakhir.
Menurut Joko, memahami konsumen di seluruh wilayah geografis melalui media sosial sangat penting bagi pemilik bisnis dalam situasi yang menantang ini. Beberapa perusahaan telah mencoba menyesuaikan model bisnisnya dengan digitalisasi. Ini menjadi penting bagi perusahaan untuk mengalihkan aktivitas offline menjadi online, atau meningkatkan Model Bisnis O2O (Offline to Online)-nya.
“Pendekatan yang perlu dielaborasi oleh pemilik bisnis yaitu pertama, mengubah saluran penjualan offline menjadi saluran digital dan kedua, melakukan diversifikasi penjualan saluran digital. Keduanya bertujuan untuk memperkuat penjualan agar perusahaan tetap bertahan dengan arus kas stabil dan segala aspek keuangannya baik. Oleh karena itu, hanya proses digitalisasi yang akan menjadi pilihan untuk meningkatkan bisnis hingga menjadi lebih efisien baik biaya maupun waktu," lanjut Joko.
Saat ini banyak produsen yang akhirnya terhubung langsung dengan konsumen melalui online shop atau marketplace. Mereka bekerja sama dengan mitra logistik UKM pihak ketiga sebagai lengan distribusi untuk mendekatkan produk ke konsumen.
“Terutama untuk kategori bahan makanan, pandemi Covid-19 ini telah meningkatan jumlah permintaan di atas rata-rata. Data penjualan bahan makanan diklaim dapat meningkat dua kali lipat, tiga kali lipat, atau bahkan lebih selama pandemi ini berlangsung. Pelaku bisnis harus tahu dan mengerti tentang perubahan perilaku konsumen yang akan berlanjut setelah Covid-19," tambah Joko.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate mengupayakan agar semua hal yang berkaitan dengan kegiatan positif masyarakat di dunia maya dapat terlaksana dengan baik.
Menkominfo meminta penyelenggara telekomunikasi untuk meningkatkan kualitas layanan internet selama masa darurat Corona atau Covid-19 ini. PT Indosat Mega Media (IM2) adalah salah satunya.
Seperti diikutip dari kominfo.go.id, Menteri Johnny menyatakan sudah menjadi komitmen bersama untuk menjamin dan menjaga kualitas internet demi mendukung aktivitas masyarakat dari rumah.
IM2 sebagai anak perusahaan PT Indosat Tbk, diharapkan terus memberikan layanan terbaik bagi pelanggan dan selalu berusaha memenuhi bahkan melampaui kebutuhan setiap pelanggan.
Saat ini IM2 melayani lima segmen pelanggan yakni korporat, pemerintah, institusi, residensial, dan perorangan. Dukungan IM2 terhadap anjuran pemerintah ditunjukkan melalui usaha untuk tetap menjaga layanan berjalan baik. IM2 memenuhi permintaan masyarakat atas koneksi internet cepat dan stabil dari produk GIG.
GIG merupakan layanan fiber-to-the-home (FTTH), yang menyediakan akses internet dengan kecepatan tinggi dan stabil, bermodal infrastruktur kabel fiber optic terkini. Hal itu diklaim membuat koneksi internet lebih stabil dan tidak terpengaruh cuaca.
GIG sangat dekat dengan milenial dan para pebisnis karena sifatnya yang kekinian, cepat dan stabil. Diharapkan dengan adanya kemajuan teknologi seperti ini, GIG dapat menemani millenial selama masa karantina. GIG dapat menjadi sarana bekerja, belajar, hingga hiburan selagi milenial di rumah bersama keluarga.
GIG juga dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para pebisnis millenial untuk memajukan usahanya di tengah pandemi ini. Diharapkan para millenial dapat melakukan hal positif lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia agar terus kuat dan menjaga komunikasi yang baik, serta tetap bekerja sama melawan dan mengurangi penyebaran Covid-19 di Indonesia.