Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah perusahan rintisan berbasis teknologi finansial (tekfin/fintech) mengincar segmen ibu rumah tangga (IRT) sebagai pasar potensial.
Public Relations Manager Amartha, Derira Harahap mengatakan bahwa pihaknya sejak 2010 memiliki segmen pasar yang berfokus pada perempuan atau ibu rumah tangga di perdesaan.
“Melalui skema pendanaan modal usaha, di mana selain memberikan pembiayaan Amartha juga memberikan pelatihan kewirausahaan serta literasi keuangan,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Selasa, (10/3/2020).
Selain itu, Amartha turut mengembangkan inovasi layanan keuangan digital lainnya untuk para perempuan, antara lain dengan meluncurkan produk belanja borongan untuk mengurangi biaya pengeluaran rumah tangga sehingga diharapkan mitra Amartha bisa lebih sejahtera.
“Melalui model ini, Amartha dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan Mitra, dengan meningkatkan pendapatan sekaligus menurukan biaya hidup mereka,” terangnya.
Dia melihat bahwa saat ini pun potensi pasar ibu rumah tangga masih sangat besar, mengingat mereka merupakan segmen yang belum semuanya memiliki akses keuangan yang baik dari perbankan ataupun lembaga keuangan formal.
“Saat ini ada lebih dari 22 juta pengusaha mikro perempuan di Indonesia yang kami identifikasi, jumlah tersebut akan lebih besar jika kita memasukkan perempuan yang saat ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga namun juga berkeinginan untuk memulai usaha rintisan di rumah,” jelasnya.
Berdasarkan riset Amartha dan Center for Digital Society UGM, ibu rumah tangga belum semua memiliki akses yang baik pada internet dan teknologi.
Derira mengatakan bahwa untuk menjembatani mereka dengan layanan keuangan digital Amartha, pihaknya mempunyai lebih dari 2.700 petugas lapangan sehingga teknologi yang mereka miliki dapat dinikmati oleh mereka yang memikiki internet maupun yang tidak memiliki internet.
Adapun mengenai target, Derira menyatakan bahwa Amartha mentargetkan penyaluran pendanaan Rp3,5 Triliun pada 2020, meningkat dua kali dari penyaluran di 2019.
Sementara itu, Frecy Ferry Daswaty VP of Marketing KoinWorks mengatakan bahwa terkait dengan penyaluran untuk usaha IRT juga sudah dilakukan, karena memang sifat pinjaman bisnis di KoinBisnis bisa digunakan untuk usaha perorangan.
“Banyak penjual toko daring juga yang ternyata juga seorang ibu rumah tangga,” jelasnya.
Namun, dia mengatakan bahwa untuk target khusus ke IRT tidak serta merta menjadi pasar utama bagi perusahaan.
Pasalnya, perusahaannya membuka peluang seluas-luasnya untuk seluruh pelaku usaha yang membutuhkan modal untuk pengembangan usaha agar dapat mengajukan pinjaman usaha ke KoinWorks melalui produk KoinBisnis.
Untuk diketahui, terdapat dua jenis produk pinjaman produktif yang ditawarkan oleh KoinWorks, yaitu pinjaman bisnis (KoinBisnis) dan pinjaman pendidikan (KoinPintar)
Adapun Frecy yakin bahwa potensi dari IRT cukup besar di Indonesia, karena jumlah IRT yg memiliki usaha cukup besar.
“Di KoinWorks sendiri kami tidak menargerkan khusus IRT tapi pengusaha wanita secara keseluruhan. Bahkan didalam produk KoinRobo kami mengajak para pendana untuk ikut berpartisipasi mendanai para pelaku usaha wanita,” jelasnya.