Startup Ini Jembatani Kebutuhan Dokter di Daerah Terpencil  

Rahmad Fauzan
Kamis, 5 Maret 2020 | 20:10 WIB
Logo Docquity./ Docquity.com
Logo Docquity./ Docquity.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Salah satu kendala bagi layanan kesehatan yang merata di Indonesia adalah aksesbilitas yang belum baik bagi pasien maupun petugas medis.

Di samping sulitnya pasien mendapatkan layanan yang memadai, dokter di daerah terpencil pun sulit untuk memaksimalkan layanannya. Dalam hal ini dokter di daerah terpencil, acap kali kesulitan mengakses bantuan dari sesama koleganya maupun kelengkapan medis untuk melayani pasiennya.

Namun, dengan perkembangan industri digital yang makin pesat, perlahan problematika tersebut mulai terurai. Salah satunya mengenai komunikasi dan kemampuan berbagai pengalaman antara dokter di wilayah terpencil dan pusat kota.

Dalam hal ini, startup Docquity berupaya menjembatani problematika tersebut.

Pasalnya, startup berkonsep dokter ke dokter (doctor to doctor) tersebut menyediakan kesempatan bagi dokter yang bertugas di wilayah-wilayah terpencil Tanah Air untuk melakukan konsultasi dengan dokter yang berada di kota besar dan peralatan lebih maju.

Co Founder Docquity Amit Vithal mengatakan layanan yang disediakan oleh perusahaan untuk menghubungkan antara dokter di wilayah terpencil dan dokter yang berada di kota besar cukup akomodatif.

Menurutnya layanan komunikasi antardokter terse but dapat dioperasikan kendati kualitas jaringan internet di beberapa wilayah yang tidak sebaik di kota besar.

Vithal mengatakan dokter yang berpraktik di wilayah-wilayah terpencil dengan kualitas internet kurang memadai tetap dapat mengakses platform yang dioperasikan oleh korporasi asal Singapura tersebut.

"Aplikasi Docquity bisa disediakan dalam kecepatan data yang rendah dengan resolusi yang dapat disesuaikan sehingga masih bisa diakses di wilayah terpencil sekalipun," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (5/3/2020).

Vithal megungkapkan Docquity menargetkan peningkatan jumlah dokter yang bergabung dengan perusahaan hingga 60 persen dari total dokter berizin praktik di seluruh Indonesia.  Adapun menurut data Docquity jumlah dokter yang memiliki izin praktik  mencapai 200.000 orang di Indonesia.

Adapun, lanjut Vithal, target yang dipasang merupakan hal yang menjadi tantangan utama bagi perusahaan.

"Sejauh ini, meraup lebih banyak pengguna adalah tantangan yang paling utama," ujarnya.

Sebagai informasi, Docquity telah bekerja sama dengan beberapa universitas di Tanah Air, di antaranya Universitas Atma Jaya, Universitas Syiah Kuala Aceh, Universitas Negeri Unsuagati Cirebon, Universitas Padjajaran Bandung, dan Universitas Indonesia di Jakarta.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper