Bisnis.com, JAKARTA — Platform dagang elektronik (dagang-el) atau e-commerce Blibli.com menilai komputasi awan mengoptimalkan performa bisnisnya, terutama untuk menghadapi lonjakan transaksi dan kunjungan pada periode-periode tertentu.
Vice President (VP) Research and Development (R&D) Blibli.com Andi Rustandi Djunaedi mengatakan bahwa traffic ke aplikasi seluler dan aplikasi belanja ritel pada musim belanja melonjak ke tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan periode normal.
Terbatasnya kemampuan infrastruktur pemrosesan data konsumen, stok dan transaksi berpotensi membuat pelaku usaha dagang-el mengalami kehilangan penjualan hingga miliaran rupiah.
“Sebagai pemain di e-commerce, aspek operasional kami sangatlah dinamis sehingga memerlukan dukungan infrastruktur yang fleksibel, yaitu komputasi awan agar memproses data secara real-time,” jelasnya saat ditemui Bisnis, Rabu, (4/3/2020).
Komputasi awan (cloud computing), menurutnya, dapat memberikan kemampuan untuk memproses data secara instan dan menjalankan aplikasi secara efisien sehingga dapat merespons peluang pasar secara akurat.
Sebelumnya, Blibli.com sempat mengalami downtime pada musim puncak penjualan, sehingga mereka memutuskan untuk beralih ke Google Cloud untuk mengoptimalkan performa dan ketersediaan.
“Dengan platform Google Cloud, kami bisa memindahkan, membuat, dan menjalankan aplikasi dan data kami secara dinamis, aman, andal, dan sesuai skala yang diperlukan sehingga pelanggan mendapatkan pengalaman bebas dari gangguan,” jelasnya.
Sebagai informasi, Blibli saat ini tengah memiliki program omnichannel yang diresmikan pada Januari 2020.
Program tersebut merupakan toko luring pertama di kantor Blibli yang mengusung sistem cashless dan cashierless.
“Selain itu, dengan omnichannel sebagai strategi masa depan Blibli, tersedianya platform awan yang responsif menjadi penting bagi pemrosesan data dan API [application programming interface] yang masuk,” jelasnya.
Senada, Bukalapak menilai teknologi komputasi awan meningkatkan efisiensi bagi pelaku usaha dagang-el terutama marketplace.
Intan Wibisono, Head of Corporate Communication Bukalapak mengatakan bahwa transformasi teknologi sudah menjadi satu fokus yang ingin terus dicapai perusahaannya.
“Salah satu bentuk transformasi teknologi yang kami lakukan adalah migrasi penyimpanan dan pengolahan data dari server fisik ke yang berbasis cloud,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu, (4/3/2020).
Intan menyatakan bahwa melakukan migrasi ke cloud penting agar pengolahan data bisa lebih efektif dan mendukung pengembangan kecerdasan buatan (AI) yang bisa diimplementasikan di Bukalapak.
“Selain itu, kami juga meyakini penggunaan cloud akan meningkatkan keamanan data kami,” ujarnya.
Senada Tokopedia mengedepankan lima hal guna mendorong perkembangan bisnis. SVP of Engineering Tokopedia Herman Widjaja mengatakan, teknologi komputasi awan memungkinkan Tokopedia memperbesar skalabilitasnya secara otomatis sehingga lonjakan pengunjung dapat diakomodir dengan baik.
“Salah satu langkah konkretnya adalah dengan menerapkan teknologi komputasi awan. Peran komputasi awan sangat terlihat ketika jumlah kunjungan ke Tokopedia sedang meningkat drastis, misal saat hari raya,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Rabu, (4/3).
Dia menambahkn, ketika jumlah kunjungan kembali normal, Herman melihat bahwa teknologi tersebut akan menyesuaikan.