Bisnis.com, JAKARTA -- International Data Corporation (IDC) memperkirakan penyebaran virus corona yang berkepanjangan akan menurunkan kapasitas pengiriman ponsel pintar secara global sebesar 10%. Situasi yang sama, diprediksi juga akan terjadi di pasar ponsel Tanah Air dan berdampak pada kelangkaan produk.
Analyst International Data Corporation (IDC) Indonesia Risky Febrian mengatakan penurunan tersebut diprediksi terjadi di Indonesia pada kuartal II/2020, bertepatan dengan momen idul fitri di mana jumlah permintaan biasanya mengalami peningkatan.
"Jika ada penurunan pada kapasitas pengiriman maka tentunya akan berdampak pada kelangkaan produk di pasar. IDC terus mengikuti perkembangan dari kasus virus corona ini dan bagaimana dampaknya terhadap industri teknologi secara global," ujarnya kepada Bisnis, Senin (24/2/2020).
Namun demikian, virus corona diperkirakan tidak berdampak signifikan terhadap pasokan ponsel pintar ke dalam negeri di sepanjang kuartal I/2020.
Analyst International Data Corporation (IDC) Indonesia Risky Febrian mengatakan dalam skema produksi lokal biasanya para vendor akan memesan stok komponen untuk diproduksi dalam bebearapa minggu atau bahkan beberapa bulan ke depan.
"Terkait dengan kasus virus corona ini, kebanyakan vendor menyatakan mereka memiliki stok komponen yang aman untuk produksi hingga pertengahan bulan Maret," sambung Risky.
Saat ini, lanjutnya, hampir seluruh vendor industri ponsel pintar di Tanah Air telah menerapkan produksi lokal, baik itu melalui fasilitas mandiri maupun kerja sama dengan perusahaan Electronic Manufacturing Service (EMS).
Dihubungi secara terpisah, Head of Product Marketing Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia Denny Galant mengatakan virus corona tidak berdampak terhadap produsen asal Korea Selatan tersebut.
"Sampai saat ini, lini produksi kami di Indonesia berproduksi seperti biasa untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia. Namun, kami berharap isu virus corona dapat segera ditemukan solusinya," ujar Denny kepada Bisnis.
Senada, Head of PR Xiaomi Indonesia Stephanie Sicilia Xiaomi yang merupakan salah satu produsen ponsel asal China memastikan virus corona tidak berdampak terhadap bisnis ponsel pintarnya di Indonesia.
Menurut Stephanie, bisnis perusahaan secara global, termasuk di Indonesia tetap berjalan dengan stabil dan aktif di tengah mewabahnya virus corona yang sejauh ini sudah menyebar hingga ke 28 negara dan menyebabkan 2.345 korban meninggal dunia di China per 20 Februari 2020.
Dia menambahkan hingga saat ini perusahaan berupaya memprioritaskan pasokan serta memantau dengan seksama berbagai perkembangan di tengah belum meredanya virus corona.
"Jadi, potensi keterlambatan pasokan telah dikelola dan diminimalisir dengan baik oleh perusahaan," ujarnya kepada Bisnis.
Selain itu, kata Stephanie, para mitra pabrik Xiaomi tidak hanya terkonsentrasi di satu wilayah dan berlokasi di berbagai provinsi di China.
Mengutip laporan pangsa pasar ponsel pintar global International Data Corporation (IDC) per 20 Januari 2020, Xiaomi merupakan vendor dengan pangsa pasar terbesar keempat hingga kuartal III/2019 yakni 9,1 persen.
Adapun, Indonesia merupakan wilayah pasar paling penting bagi perusahaan tersebut, selain beberapa negara seperti China dan India. Meskipun tidak dipaparkan secara spesifik oleh IDC, tetapi ketiga negara terhitung sebagai wilayah dengan volume produk ponsel Xiaomi terbanyak di dunia.
Tahun lalu, Xiaomi mengapalkan sebanyak 125.000 unit untuk seri Redmi Note 8. Adapun, jumlah unit seri Redmi Note 8 yang dikapalkan ke Indonesia dikatakan melampaui target yang ditetapkan perusahaan.