Platform Crowdfunding, Likuid Targetkan Rp40 Miliar Danai 6 Sektor

Rahmad Fauzan
Kamis, 6 Februari 2020 | 14:26 WIB
crowdfunding/crowdassist.co
crowdfunding/crowdassist.co
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -PT Likuid Dana Bersama (Likuid), perusahaan penyedia platform daring untuk pendanaan dan investasi alternatif atau crowdfunding menargetkan pendanaan sebesar Rp40 miliar pada 2020 dengan menyasar sejumlah sektor bisnis, termasuk perusahaan rintisan atau startup.

Chief Executive Officer dan Pendiri PT Likuid Dana Bersama (Likuid) Kenneth Tali mengatakan dana tersebut akan disalurkan kepada 6 sektor bisnis yaitu kuliner, hiburan (film, serial, dan konser), e-sports, kecantikan, kesehatan, dan perusahaan rintisan. Tekfin crowdfunding yang berfokus di sektor industri kreatif ini akan menghubungkan pelaku usaha dengan pihak investor melalui skema project financing.

Kenneth merincikan pihaknya tidak melakukan pembagian porsi tertentu terhadap 6 sektor yang akan dikucurkan dana.

"Untuk porsi investasi, kami tidak akan membatasi nilainya," ujarnya di sela-sela kegiatan bertajuk Platform Pendanaan dan Investasi di Jakarta, Kamis (6/1/2020).

Skema pendanaan yang diterapkan, yakni project financing, merupakan skema berbasis revenue sharing atau pembagian pendapatan dan profit sharing atau pembagian keuntungan dengan potensi imbal hasil untuk investor sebesar 12 persen hingga 20 persen.

Skema tersebut memungkinkan investor dapat berinvestasi secara kolektif dengan minimal pendanaan Rp100.000.

Usai resmi meraih status terdaftar dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Likuid menargetkan menjaring 2.500 pengguna dalam kurun waktu empat bulan. Saat ini Likuid beroperasi dengan status tercatat di regulatory sandbox Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak Juli 2019.

Untuk memitigasi risiko investasi, perusahaan melakukan proses kurasi sebagai mekanisme mitigasi risiko dengan mempertimbangkan jumlah pendapatan perusahaan yang akan digelontorkan dana.

Sesuai dengan pertimbangan tersebut, jumlah dana yang disuntikkan berkisar 10 persen sampai dengan 20 persen dari pendapatan perusahaan yang akan disalurkan pendanaan.

"Tujuannya adalah agar perusahaan-perusahaan tersebut bisa melakukan diversifikasi risiko," kata Kenneth.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper