Bisnis.com, JAKARTA - Pemanfaatan informasi dan mahadata (big data) diyakini memiliki peran vital bagi industri migas ke depannya guna menjaga keberlanjutan kinerja perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sektor tersebut.
Kepala Divisi Manajemen Strategis & Teknologi Informasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rendra Utama mengatakan pemanfaatan informasi dan data tersebut berguna untuk meningkatkan kapasitas ekstraksi, meningkatkan eksplorasi, dan membantu perusahaan di industri terkait dalam melakukan pengolahan dasar.
"Di sektor Migas, pemanfaatan big data memang tidak semenarik seperti yang diterapkan di Gojek yang benar-benar disruptif. Namun, di sektor migas pemanfaatannya akan lebih mendasar, terutama bagaimana data tersebut bisa dijadikan informasi yang berguna," ujarnya, Kamis (28/11/2019).
Dia melanjutkan, agar dapat dijadikan informasi yang berguna, industri migas harus mampu melakukan pemeliharaan serta pengelolaan data dengan baik sehingga data yang dimiliki dapat digunakan untuk melakukan analisa big data.
Rendra mengatakan dengan sudah diterapkannya pemanfaatan big data dalam meningkatkan kinerja industri migas, maka barulah perusahaan-perusahaan di sektor terkait dapat melangkah lebih jauh kemudian masuk ke dalam area pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI) dan melakukan penganalisaan data baik untuk keperluan ekstraksi mapun pengolahan.
Dia menilai de depannya pemanfaatan teknologi di sektor industri migas akan mendorong terjalinnya kolaborasi di mana analisa data yang dilakukan tidak lagi bersifat parsial di masing-masing perusahaan.
"Satu hal yang diperlukan industri migas adalah terciptanya kolaborasi antarperusahaan melalui open data di mana data bersifat terbuka dan tertransfer dengan baik," lanjutnya.
Saat ini, SKK Migas menjalin kerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral membuat platform yang berfungsi sebagai ruang untuk saling bertukar data.
SKK Migas juga tengah membuat inisiatif lain, yakni membangun integrated operasion center yang pada tahap awal SKK Migas menghubungkan data dengan para pelaku industri.
"Nantinya kita harapkan ini bisa berkembang lebih lanjut apabila teknis-teknis kolaborasi sudah semakin mature, semakin banyak data dan informasi yang bisa dialirkan serta di analisa bersama," ujarnya.
Namun demikian, pemanfaatan teknologi baru di sektor korporasi ternyata terus mengundang kekhawatiran akan hilangnya pekerjaan karena tergantikan oleh kehadiran robot.
CEO Telkomsel Mitra Inovasi Andi Kristianto mengatakan kemungkinan kehadiran teknologi baru akan menggantikan beberapa peran manusia dalam dunia kerja. Terutama pekerjaan yang dapat disistematisasi dan diprediksi dengan menggunakan teknologi AI.
Namun demikian, kekhawatiran tersebut dinilai sebagai fenomena lazim dan selalu terjadi di setiap revolusi industri. Andi pun menilai, kehadiran teknologi ke depannya tidak hanya menggantikan beberapa peran manusia di dunia kerja, tetapi juga akan menciptakan lapangan pekerjaan baru.