Infrastruktur dan Talenta Jadi Tantangan dalam Pengelolaan Data

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 29 November 2019 | 12:15 WIB
Ilustrasi data center/Flickr
Ilustrasi data center/Flickr
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan lalu lintas data yang makin besar mendorong perusahaan untuk mengelola data yang dimiliki dengan sebaik mungkin. Selain infrastruktur, perusahaan  harus memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dalam mengelola data.

Customer Solution Consultant Google Cloud Denny Muktar mengatakan kebutuhan akan penyimpanan dan pemanfaatan data terus tumbuh seiring dengan  jumlah aplikasi yang makin banyak dan penggunaan data oleh pengguna gawai.

Dia mengatakan berdasarkan laporan IDC, pada 2018 jumlah lalu lintas data di dunia  mencapai 33 Zetabyte (ZB). Angkat tersebut diperkirakan naik sekitar lima kali lipat pada 2025 menjadi 175 ZB.

Sayangnya, dengan tingginya jumlah lalu lintas data yang berputar, sejumlah perusahaan  kurang optimal dalam memanfaatkan sumber minyak baru tersebut.  Berdasarkan data New Vantage Partners 2019, sebanyak 69% perusahaan yang diteliti belum menggunakan data dengan baik untuk menganalisis. Perusahaan masih tebak-tebakan dalam membaca suatu fenomena dan mengambil keputusan.

Dia mengatkaan bahwa penyebab perusahaan tidak memanfaatkan data dengan baik karena tiga hal. Pertama, ketiadaan infrastruktur untuk mengelola data. Kedua, minimnya talenta berbakat. Dan ketiga, pengeluaran biaya.  

“Makin banyak infrastruktur untuk mengelola data, maka makin banyak biaya yang dikeluarkan untuk bisa menganalisa data tersebut,” kata Denny dalam acara seminar Big Data analysis: Key Success for Future Competition, di Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Dia mengatakan untuk menekan biaya pengelolaan data, komputasi awan menjadi solusi untuk infrastruktur, sebab biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan komputasi awan tidak terlalu mahal dan manfaat yang diterima cukup optimal.

Dia mengatakan metode tradisional akan memakan waktu dan biaya untuk mengelola data. Pengguna harus menyiapkan server, memindahkan data, memonitor data dan lain-lain yang sifatnya kontraproduktif. Sedangkan dengan komputasi awan, penggunaan server berkurang dan data lebih cepat diolah.

 Cari Talenta

Sementara itu, PT Indosat Tbk. (Indosat Ooredoo) berusaha melahirkan talenta berbakat dalam pengelolaan data melalui kompetisi IDCamp Hackdata 2019.

IDCamp Hackdata Indosat Ooredoo adalah kompetisi yang menggabungkan Hackathon dan Datathon, yaitu kompetisi pembuatan aplikasi, penggunaan analisa data dengan menggunakan data set dari Pemerintah Daerah serta Application Program Interface (API) dari Indosat Ooredoo.

Hackdata bertujuan untuk mengajak anak-anak muda Indonesia menciptakan solusi inovatif mendukung Indonesia menjadi bangsa digital.

Director & Chief Innovation and Regulatory Officer Indosat Ooredoo, Arief Musta’in, mengatakan perseroan menyadari bahwa analisa dan utilisasi big data akan menjadi kunci bagi perusahaan dan industri ke depan.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Perseroan berusaha melahirkan SDM berbakat melalui kompetisi IDCamp 2019. Kompetisi ini telah memunculkan 3 pemenang dari 10 finalis terbaik IDCamp HackData 2019.

“Kami yakin para generasi muda Indonesia ini berada pada jalur yang tepat untuk mendukung terciptanya Indonesia Digital Nation serta berkontribusi pada peningkatan ekonomi digital Indonesia,” kata Arief.

Arief mengatakan selain mendapatkan hadiah puluhan juta, Indosat Ooredoo juga akan memasukan pemenang pada tahap inkubasi dan mengajak mereka terlibat dalam proyek Indosat di bagian ilmu pengetahuan dan pengembangan.  

Dia mengatakan selain menggelar IDCamp, dalam melahirkan talenta muda berbakat, Indosat juga aktif menyambangi perguruan tinggi untuk mencari SDM muda yang siap mendorong pertumbuhan digital Indonesia.

 Dalam kompetisi IDCamp 2019, Indosat Ooredoo memanfaatkan portal open data milik pemerintah daerah, dengan menyediakan total 346 data set dengan perincian 122 data set milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 214 data set milik Pemerintah Kota Bandung dan 10 data set milik Indosat Ooredoo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper