CEO LINKAJA DANU WICAKSANA : "Target Kami 40 Juta Pelanggan Terdaftar"

Puput Ady Sukarno & Sri Mas Sari
Senin, 25 November 2019 | 16:58 WIB
Menteri BUMN  Rini M. Soemarno mencoba LinkAja untuk masuk gate ke commuter line./Bisnis-Istimewa
Menteri BUMN Rini M. Soemarno mencoba LinkAja untuk masuk gate ke commuter line./Bisnis-Istimewa
Bagikan

2Keunggulan Kami Ada di Tiga Hal

Apa keunggulan LinkAja dibandingkan dengan pemain sejenis yang sudah ada?

Kami tidak pernah mau bilang ini keunggulan kami, tetapi ada tiga hal. Pertama, fokus kami berbeda dengan yang lain. Kalau yang lain kenyamanan, kami kenyamanan dan akses. Kedua, kalau pesaing bermain diskon sekian persen, bagi saya itu option. Namun, kami enggak mau jadi option saja, tetapi kami hadirkan solution. LinkAja harus menjadi solusi.

Ketiga, offering mereka itu lifestyle. Jadi seperti food delivery, atau pembayaran di merchant tertentu. Use case yang kami tonjolkan bukan seperti itu, melainkan seperti public transportation, SPBU, remitansi, pulsa, paket data, listrik, pembayaran BPJS dan lain sebagainya.

Selain itu juga ada fitur yang bisa menarik saldo mengendap dalam aplikasi. Fitur layanan ambil uang tunai [withdraw] ini bisa membantu masyarakat yang tidak memiliki rekening bank di seluruh daerah, tetapi memiliki LinkAja.

Kalau kerja sama dengan pemerintah, LinkAja bakal digunakan untuk apa saja?

Bansos, penyaluran subsidi Elpiji, dan lainnya seperti ultra mikro. Selain itu, kami juga sedang melakukan digitalisasi pasar tradisional dengan Kementerian bidang Perekonomian, di Jakarta seperti Pasar Modern Bintaro, BSD, Mayestik, sudah jalan tapi belum selesai. Di Yogyakarta itu ada Pasar Beringharjo dan lainnya.

Bagaimana konsep digitalisasi pasar ini?

Tersambung dengan KUR dan UMi. Jadi si penerima KUR dan UMi masuknya ke LinkAja. Kalau Himbara menyalurkan KUR, tidak lepas dari tanggung jawab NPL. Nah, mereka akan lebih prefer UKM yang melek digital dan sudah kerja sama dengan LinkAja, karena paling tidak 6 bulan terakhir bisa kelihatan datanya.

Permasalahan masyarakat yang belum bankable itu terlihat pada pembukuan mereka yang masih belum rapi, sehingga dengan data record di LinkAja, perbankan yang akan memberikan pinjamanan lebih percaya. Jadi, kami menjadi partner bank karena yang memberi pinjaman adalah bank. Kami bukan peer-to-peer lending.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper