Pemain OTT Bakal Bangun Kabel Laut di Indonesia, Pemerintah Diminta Waspada

Sholahuddin Al Ayyubi
Selasa, 19 November 2019 | 06:40 WIB
Figur mainan kecil terlihat di depan logo Google pada gambar ilustrasi ini, 8 April 2019./REUTERS-Dado Ruvic
Figur mainan kecil terlihat di depan logo Google pada gambar ilustrasi ini, 8 April 2019./REUTERS-Dado Ruvic
Bagikan
Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah disarankan untuk mewaspadai agresifitas seluruh pemain over the top (OTT) asing yang berencana membangun Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) dan pusat data di Indonesia.

Direktur Indonesia Information and Communication Technology (ICT) Institute, Heru Sutadi meyakini jika Pemerintah Indonesia tidak waspada terhadap rencana pemain OTT tersebut, maka dikhawatirkan muncul kerugian pendapatan dan ancaman bagi ketahanan nasional.

Heru menjelaskan pemain OTT asing seperti Google dan Facebook yang berencana membangun SKKL langsung dari Amerika Serikat ke Indonesia bisa berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia, jika tidak mengikuti aturan yang ada.

"Jadi sebaiknya pemerintah jangan senang dulu ya jika mendengar kabar bahwa OTT asing seperti Google dan Facebook ingin bangun SKKL, karena hal ini tentu berpotensi menimbulkan kerugian jika tidak mengikuti aturan yang ada," tuturnya dalam keterangan resminya, Selasa (19/11/2019).

Biasanya, dia mengatakan pemain OTT akan membangun pusat data dan point of presence di suatu negara untuk mendukung penuh bisnis utamanya yaitu social media ads dan cloud.

"Kalau sudah seperti ini, ya lupakan saja itu impian Menteri Keuangan Sri Mulyani ingin tagih pajak ke OTT asing, wong dia kuasai jaringan end to end,” katanya.

Heru menilai pembangunan jaringan secara end to end oleh pemain OTT asing tersebut untuk menghindari pengurusan izin atau lisensi di suatu negara. Sehingga, pemain OTT tersebut bisa menghindari kewajiban membayar pajak dan Biaya Hak Penyelenggaraan, BHP Telekomunikasi serta Universal Service Obligation (USO).

"Masa depan kan era perang informasi, yang harus dikuasai itu infrastrukturnya. Jika negara hadir baru bisa bicara membangun ketahanan siber yang kuat,” tambahnya.

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper