INOVASI TEKNOLOGI: Kecerdasan Buatan untuk Penemuan Ilmiah

Gombang Nan Cengka
Rabu, 9 Oktober 2019 | 14:33 WIB
Kecerdasan buatan akan cepat menjadi faktor efisiensi bagi Groupe PSA. /PSA
Kecerdasan buatan akan cepat menjadi faktor efisiensi bagi Groupe PSA. /PSA
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Beberapa pakar peneliti kecerdasan buatan yakin bahwa kita akan dapat menciptakan ‘kecerdasan umum’ (general intelligence) yang bisa berpikir.

Di sisi lain, beberapa pihak masih berpendapat bahwa ada beberapa hal yang masih belum bisa dilakukan oleh kecerdasan buatan seperti kreativitas atau penemuan baru.

Meskipun masih jauh dari kecerdasan umum, para peneliti dari Laboratorium Nasional Lawrence, Berkeley, Universitas California di Berkeley, dan Google, baru-baru ini menemukan metode yang bisa meramalkan material baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Laporan penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Nature pada edisi 4 Juli 2019 dengan judul Unsupervised Word Embeddings Capture Latent Knowledge from Materials Science Literature, dan juga dibahas oleh situs web The Conversation tertanggal 23 September.

Seperti juga manusia yang harus belajar bertahun-tahun ilmu fisika, kimia dan ilmu terkait lainnya untuk mendapatkan gagasan untuk material baru, metode yang ditemukan oleh para peneliti dari Berkeley ini juga mensyaratkan sistem cerdas buat 'belajar' terlebih dahulu.

Mereka memanfaatkan teks abstrak jurnal yang diterbitkan dalam periode 1922—2018. Jurnal yang dipilih ini membahas kimia, fisika, dan ilmu material. Seleksi awal mendapatkan abstrak sebanyak 1,5 juta yang dianggap relevan untuk pengolahan lebih lanjut.

Pada umumnya pengambilan informasi dari teks dari literatur ilmiah bukanlah hal yang mudah. Kebanyakan metode sebelumnya menggunakan teknik pengolahan bahasa alamiah (natural language processing) tersupervisi, yang masih membutuhkan campur tangan manusia secara cukup intensif.

Para peneliti dari Berkeley ini berhasil menciptakan teknik pengambilan informasi dari teks tanpa supervisi, yang jauh lebih memudahkan.

Untuk mengetes model ciptaannya ini, para peneliti mencoba meramalkan material dari publikasi penelitian yang diterbitkan sebelum tahun tertentu. Hasilnya, mereka berhasil menemukan lima material termoelektrik berdasarkan abstrak sebelum tahun 2009, dan kemudian ditemukan pada tahun-tahun setelahnya.

Dengan teknik yang sama, mereka bisa meramalkan material dengan sifat kunci yang lain, seperti fotovoltaik (bisa digunakan untuk sel surya) dan feroelektrik (bisa digunakan untuk komponen elektronik seperti kapasitor).

Menurut para peneliti, pendekatan yang mereka lakukan menunjukkan kemungkinan penerapan mengekstrak pengetahuan dari literatur ilmiah pada umumnya, dan dengan demikian menunjukkan jalan untuk pengetahuan baru dari pengetahuan yang sudah ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper